Pelopor.id | Jakarta – Kotoran telinga atau dikenal dengan istilah medis serumen, adalah kumpulan sel kulit mati, rambut, atau kotoran berada di bagian luar saluran telinga. Meskipun menjijikan, warna serumen bisa berubah-ubah yang menandakan kebersihan dan kesehatan telinga Anda. Kotoran tersebut berfungsi melumasi dan melindungi telinga dari bakteri atau serangga kecil yang masuk ke telinga.
Saat telinga dibersihkan, warna serumen seringkali berubah-ubah. Kadang kuning, abu-abu, atau hitam. Lalu apa sebenarnya, arti warna kotoran pada telinga Anda? dr. Handri Irawan, MMRS menjelaskan, telinga secara alami menghasilkan zat lilin untuk mencegah zat asing penyebab infeksi masuk ke saluran telinga. Selama berhari-hari, zat lilin tersebut akan menumpuk bersamaan dengan sel kulit mati sehingga membentuk serumen.
“Ketika serumen semakin menumpuk, kotoran tersebut akan terdorong dengan sendirinya ke arah telinga luar untuk dikeluarkan. Jadi, jangan aneh jika suatu saat Anda mendapati serumen keluar sendiri dari telinga. Namun, serumen yang menumpuk sering kali membuat telinga Anda gatal,” cuit dokter Handri di akun Twitternya @drhandri dikutip Rabu, (06/07/2022)
“Anda pasti sangat ingin untuk mengeluarkan kotoran tersebut dengan berbagai alat, mulai dari cotton-bud, korek kuping plastik atau besi dan penyedot serumen. Namun, sebaiknya jangan lakukan hal tersebut karena dapat berakibat buruk untuk kesehatan telinga Anda,” sambungnya.
Apa saja tekstur dan warna kotoran telinga?
Warna kotoran telinga sangat bervariasi, tergantung kesehatan dan etnis seseorang. Namun umumnya, serumen akan berwarna kuning kecoklatan dan lengket atau kuning keabu-abuan dan kering. Suatu waktu serumen bisa berubah warna dari biasanya, yaitu berwarna merah atau hitam. Berikut penjelasan tekstur dan warna kotoran telinga yang perlu Anda ketahui:
- Warna kuning dan lunak
Kotoran yang terlihat berwarna kuning dan terasa lunak adalah serumen baru. Ini tidak menjadi masalah, selama kotoran tersebut tidak terlalu berair dan keluar dari saluran telinga Anda.
“Jika serumen ini diproduksi lebih banyak bahkan hampir menetes dari telinga, diikuti gejala lain yang membuat telinga tidak nyaman, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Kemungkinan kondisi ini disebabkan oleh infeksi telinga bagian tengah,” tegas dr. Handri.
- Warna coklat kehitaman dan kering
Kotoran telinga tidak langsung dikeluarkan dari tubuh. Kotoran tersebut akan mengendap dan terus menumpuk dengan sel kulit mati. Kotoran yang lama ini biasanya berwarna coklat kehitaman dan cenderung kering.
“Warna gelap tersebut berasal dari kotoran dan bakteri yang terperangkap di dalam telinga. Orang dewasa cenderung memiliki serumen yang berwarna lebih gelap serta keras,” ungkapnya.

- Warna kuning pucat dan kering
Menurut Handi Saat kotoran yang coklat mulai terdorong keluar, warnanya bisa berubah menjadi kuning pucat dan sangat kering, seperti serpihan kulit mengelupas. Namun, bisa juga tetap berwarna coklat tua.
“Perbedaan warna dari kotoran telinga ini dipengaruhi oleh etnis. Orang keturunan Kaukasia dan Afrika-Amerika, cenderung memiliki serumen yang lebih gelap warnanya dan lengket. Sementara orang asli Amerika dan keturunan Asia Timur, cenderung memiliki serumen yang kering dan tipis,” terang dr. Handri.
Namun, perlu Anda perhatikan jika serumen yang pucat tersebut diikuti gejala lain, seperti kulit cepat mengelupas atau muncul ruam kemerahan. Bisa jadi kondisi tersebut menandakan Anda memiliki penyakit eksim atau psoriasis.
- Warna kuning atau coklat disertai kemerahan
Adanya warna kemerahan pada serumen Anda, menandakan adanya luka. Kondisi ini bisa terjadi akibat gesekan yang terlalu kuat saat Anda membersihkan telinga atau mengalami cedera di sekitar telinga.
“Saat ini terjadi sebaiknya hentikan membersihkan telinga, sampai luka kering. Jika darah yang keluar cukup banyak, segera periksa ke dokter agar kondisi tidak makin memburuk,” sebut dr. Handri.
- Warna hitam
Kotoran telinga yang berwarna kehitaman menandakan bahwa kotoran yang menumpuk terlalu besar dan sulit untuk keluar. Produksi lilin telinga yang berlebihan ini biasanya terjadi ketika Anda merasa stres, cemas, atau ketakutan.
“Walaupun umumnya berwarna kuning atau cokelat, serumen bisa berwarna hitam pekat. Kondisi ini umum terjadi dan jarang menandakan kondisi serius. Berikut kondisi yang mungkin menyebabkan serumen berwarna hitam:
- Usia lebih tua dan berjenis kelamin pria
- Telinga tersumbat
Cara membersihkan kotoran telinga
Dikutip dari Mayo Clinic, kotoran telinga sebenarnya tidak perlu dibersihkan menggunakan alat apapun. Serumen biasanya akan keluar dengan sendirinya. Namun, pilihan pengobatan mungkin berguna untuk mengatasi serumen yang menumpuk atau menyumbat telinga Anda.
- Pakai obat tetes telinga
Menggunakan jari atau cotton bud bukan cara yang bijak untuk mengatasi serumen yang menumpuk. Anda perlu obat tetes telinga untuk melunakkan kotoran sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan. Berbagai jenis obat tetes telinga dapat Anda temukan dengan mudah di apotek, seperti gliserin, hidrogen peroksida, peroksida, minyak zaitun, atau baby oil. Cara menggunakannya cukup mudah, yaitu teteskan 2 sampai 3 tetes obat ke dalam telinga. Tunggu beberapa saat, barulah telinga dibersihkan.
- Perawatan dokter
Jika obat tetes telinga tidak berhasil, segera periksa ke dokter THT. Dokter akan merekomendasikan beberapa pengobatan untuk menghilangkan serumen yang menumpuk, seperti:
- Mengangkat serumen dengan alat kecil yang disebut kuret. Alat ini dirancang untuk mengikis kotoran keluar dari saluran telinga.
- Mengisap serumen yang menumpuk dengan alat khusus yang bekerja seperti penyedot debu kecil.
- Melakukan irigasi, yaitu memasukkan larutan garam ke dalam saluran telinga untuk melunakkan serumen sehingga mudah dikeluarkan. []