Jakarta – Di tengah hiruk-pikuk kota dan semangat solidaritas yang terus tumbuh, sebuah aksi luar biasa tengah berlangsung di House of Champion – QBIG BSD. Acara bertajuk Guinness World Record Attempt – The Most Boxing Pad Punching Rounds in 24 Hours bukan sekadar pertunjukan stamina, tetapi juga panggilan hati untuk membantu sesama.
Selama 24 jam penuh, Patrick Winata—mantan atlet combat sport sekaligus aktor—memukul boxing pad tanpa henti. Dimulai pukul 13.00 WIB pada 31 Oktober dan berakhir pukul 13.00 siang keesokan harinya, aksi ini menjadi inti dari sebuah gerakan yang menggabungkan olahraga, seni, dan kemanusiaan.
Disiarkan langsung melalui kanal YouTube Paris Pernandes, acara ini mengundang publik untuk menyaksikan dan ikut terlibat dalam penggalangan dana bagi anak-anak pengidap kanker.
Patrick, yang juga merupakan pendiri Project 24, menyampaikan bahwa aksi ini lahir dari pengalaman pribadinya berinteraksi dengan anak-anak pejuang kanker.
“Saya ingin movement ini dilihat bukan hanya sebagai hiburan, tapi sebagai ajakan untuk peduli. Tonton acaranya, dan yang paling penting: berdonasi,” ujarnya.
Di sela-sela pukulan yang terus bergema, panggung musik bergantian diisi oleh musisi bertumbuh Indonesia. Nama-nama seperti Albert Tanabe, Aya, Yoan, Danes Rabani, William Sihombing, Sun D, MisterNobody, Sarambang, dan Drewgon tampil dengan warna musikal masing-masing. Mereka bukan sekadar pengisi acara, tetapi bagian dari narasi kolektif yang mengusung semangat perubahan.
Tak hanya musisi, sederet tokoh publik dan selebriti turut hadir memberikan dukungan. Andy F. Noya, Daud Yordan, Marco dan Marlo, Melanie Subono, Nirina Zubir, dan Jolene Marie menjadi wajah-wajah yang menyuarakan kepedulian.
Dari ranah pemerintahan, hadir Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Sekjen Perbati Hengky Silatang. Sementara itu, tokoh spiritual seperti Ustadz Derry, Banthe Dhirapunno, dan Rama Antara menambahkan lapisan reflektif dalam acara yang sarat makna ini.
Albert Tanabe, salah satu musisi yang tampil, mengaku terharu dengan inisiatif Patrick. “Intinya sih donasi ya. Ayo teman-teman semua, siapa pun kalian, mari berdonasi,” katanya.
Di balik layar, Paris Pernandes sebagai CEO HSS turut menjadi penggerak utama. Ia memastikan bahwa acara ini berjalan bukan hanya sebagai upaya pemecahan rekor, tetapi sebagai momentum untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam satu tujuan: membantu anak-anak yang tengah berjuang melawan kanker.
Donasi dapat disalurkan melalui situs BenihBaik.com, dan seluruh hasilnya akan diberikan kepada Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Harapannya, dukungan publik dapat membuka akses perawatan dan harapan hidup yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan.
Lebih dari sekadar angka dan pencapaian fisik, acara ini adalah perayaan nilai-nilai kemanusiaan. Ketika seni, olahraga, dan empati bersatu, lahirlah gerakan yang tak hanya menginspirasi, tetapi juga mengubah.












