Jakarta – Menteri Perkeretaapian India Ashwini Vaishnaw mengungkapkan bahwa penyebab bencana kereta api paling mematikan di India dalam beberapa dasawarsa terkait dengan sistem sinyal.
Pernyataan ini, setelah sebelumnya terjadi kecelakaan di dekat Balasore, negara bagian timur Odisha pada Jumat malam (2/06/2023) dengan kematian diperkirakan mencapai 288 jiwa dan sekitar 900 orang yang terluka telah dirawat di rumah sakit.
“Kami telah mengidentifikasi penyebab kecelakaan itu dan orang-orang yang bertanggung jawab. Tetapi “tidak tepat” untuk memberikan perincian sebelum laporan investigasi akhir,” tuturnya kepada kantor berita ANI.
“Perubahan yang terjadi selama interlocking elektronik (istilah teknis yang mengacu pada sistem sinyal kompleks yang dirancang untuk menghentikan tabrakan kereta dengan mengatur pergerakannya di rel),” sambungnya.
“Kecelakaan terjadi karena itu. Siapapun yang melakukannya, dan bagaimana itu terjadi, akan diketahui setelah penyelidikan yang tepat,” tambahnya.
Sementara Pejabat kereta api membeberkan, kesalahan pensinyalan telah membuat Coromandal Express yang melaju ke selatan dari Kolkata ke Chennai ke jalur samping.
Itu menabrak kereta barang dan puing-puingnya menggelincirkan sebuah kereta ekspres yang berjalan ke utara dari pusat teknologi India Bengaluru ke Kolkata yang juga melewati lokasi tersebut.
India sendiri memiliki salah satu jaringan kereta api terbesar di dunia dan telah mengalami beberapa bencana selama bertahun-tahun. Yang terburuk terjadi pada tahun 1981 ketika sebuah kereta tergelincir saat melintasi jembatan di Bihar dan jatuh ke sungai di bawahnya, menewaskan antara 800 dan 1.000 orang.
Adapun kecelakaan pada hari Jumat lalu menempati urutan ketiga terburuk, dan paling mematikan sejak 1995, ketika dua kereta ekspres bertabrakan di Firozabad, dekat Agra dan menewaskan lebih dari 300 orang. []