Profil Politikus Andi Arief yang Komentari Konflik Rocky Gerung & PT Sentul City
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief. (Foto: Pelopor/Instagram @andiarief_real)
Pelopor.id | Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief angkat suara soal konflik PT Sentul City dengan Rocky Gerung. Menurutnya, persoalan ini sangat kental motif politiknya. Ia menduga, ini adalah langkah untuk menghentikan sikap kritis Rocky terhadap pemerintah.
Andi mengimbau Rocky untuk tidak tinggal diam atas somasi tersebut, dan ia juga meminta pemerintah untuk menelusuri asal-usul tanah yang dipermasalahkan itu, sehingga publik pun menjadi tahu ihwal persoalan yang sebenarnya.
“Sombong amat PT. Sentul City. Motif politik pasti berada di balik kasus ini plus keserakahan. Sikap kritis Rocky gerung mau diberedel,” cuit Andi Arief dalam akun Twitter @Andiarief__ seperti dikutip dari Kompas TV, Sabtu (11/09/2021).
Seperti diketahui, PT Sentul City melayangkan somasi kepada Rocky Gerung, meminta Rocky mengosongkan rumahnya yang ada di Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Padahal, Rocky Gerung sudah tinggal di lokasi itu sejak tahun 2009 dan mendapatkannya secara sah.
Profil Andi Arief
Andi Arief lahir di Bandar Lampung, pada 20 November 1970, yang dikenal sebagai politikus dan mantan aktivis pro-demokrasi yang ikut terlibat menumbangkan rezim orde baru. Ia memiliki seorang istri bernama Defianti, dan mereka dikaruniai dua orang anak.
Ia menghabiskan masa kecilnya hingga SMA di tanah kelahirannya. Kemudian ia merantau ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, selama 1989-1996.
Sejak masa kuliah, Andi aktif berorganisasi, antara lain menjabat sebagai Ketua Umum Senat mahasiswa Fisipol UGM, dan Pemimpin Umum Majalah Mahasiswa Fisipol. Kariernya di dunia politik semakin naik, ketika ia mulai mengenal Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Pertemuan mereka berawal saat Andi memimpin Solidaritas Mahasiswa Indonesia cabang Yogyakarta. Sementara SBY saat itu menjabat sebagai Danrem 072/Pamungkas di Wilayah Yogyakarta.
Kegiatannya Andi Arief saat itu dianggap mengancam Orde Baru, bahkan ia sempat jadi korban penculikan aktivis pada Maret 1998. Namun ia dibebaskan beberapa bulan setelahnya.
Hubungan Andi dan SBY makin dekat ketika ia dipercaya menjadi bagian dari tim pemenangan SBY-Jusuf Kalla dalam Pemilu 2004. Setelah SBY menang, Andi mendapat sejumlah jabatan, seperti Komisaris PT Pos Indonesia dari 2006-2009, dan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana pada 2009.
Andi Arief pernah ditangkap polisi karena terlibat kasus narkoba pada 3 Maret 2019. Setelah penangkapan, ia menjalani tes urine dan hasilnya positif mengkonsumsi narkoba. Namun kasusnya tidak dilanjutkan ke tingkat penyidikan, karena Andi Arief masuk kategori pengguna, sehingga ia hanya menjalani rehabilitasi. []