Pelopor.id | Jakarta – Pemerintah Inggris, resmi mengakhiri lockdown nasional di negara tersebut pada Senin, 19 Juli 2021 waktu setempat. Tak hanya itu, seluruh aturan yang menyertainya juga ditiadakan. Kini, di negara Ratu Elizabeth itu tidak ada lagi jaga jarak, pakai masker dan larangan berkerumun. Penduduk Inggris pun menyebutnya sebagai hari kebabasan alias Freedom Day.
Kini, penduduk Inggris bisa beraktivitas seperti sedia kala ketika tidak ada pandemi. Restoran, klub malam dan semua tempat umum dibuka seperti biasa serta tidak ada lagi batasan dalam penerimaan pengunjung. Pencabutan lockdown ini, dilakukan saat angka penularan di Inggris masih meningkat tajam.
’’Ini adalah saat yang tepat tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Kita harus ingat bahwa virus ini masih ada di luar sana.’’
Jumlah penularan hariannya saat ini mencapai lebih dari 50 ribu kasus. Salah satu penyebab lonjakan adalah Varian Delta asal India. Terkait hal ini, pakar kesehatan berpendapat bahwa langkah yang diambil pemerintah Inggris bakal berakibat fatal dan akan menyebabkan gelombang masif penularan baru. Peringatan ini, sudah disampaikan jauh hari sebelumnya, namun Perdana Menteri (PM) Boris Johnson teguh dengan keputusannya.
’’Ini adalah saat yang tepat tetapi kita harus melakukannya dengan hati-hati. Kita harus ingat bahwa virus ini masih ada di luar sana,’’ ucap Johnson.
Angka penularan harian, diprediksi bisa mencapai 100 ribu kasus atau bahkan dua kali lipatnya menurut Profesor Neil Ferguson yang memantau strategi lockdown di Inggris. Dari jumlah tersebut, yang dirawat di rumah sakit bisa mencapai 2 ribu orang per hari.
- Baca juga : Kok Singapura Lockdown Lagi?
- Baca juga : 10 Negara Tutup Pintu untuk Indonesia
Angka ini akan membuat sistem kesehatan di Inggris kewalahan. Hal yang sama juga dilontarkan oleh Pakar Kesehatan Masyarakat di University of Bristol Gabriel Scally.
’’Ini adalah kekosongan moral dan kebodohan epidemiologis,’’ sebiutnya dikutip dari The Guardian Selasa, 20 Juli 2021.
Adapun Inggris merupakan salah satu negara dengan angka vaksinasi tertinggi di dunia. Jelang pencabutan lockdown, negara ini menawarkan vaksinasi gratis untuk semua penduduk usia dewasa. tetapi para pakar menilai vaksin saja tidak cukup. Sebab itu hanya menghindari keparahan jika tertular dan tetap akan menjadi beban bagi RS. []