Ribuan Warga Rusia Melarikan Diri dari Perintah Putin

Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Pelopor.id/Rusia Today)

Pelopor.id | Jakarta – Uni Eropa (UE) menghadapi tindakan penyeimbang yang sulit tentang bagaimana menangani orang-orang Rusia yang melarikan diri dari mobilisasi militer, karena sejumlah negara berusaha memblokir masuk dan yang lain menawarkan kemungkinan perlindungan.

Penerbangan ke negara-negara yang memberikan izin masuk bebas visa ke Rusia, terutama negara tetangga bekas republik Soviet, hampir seluruhnya dipesan meskipun harga meroket, dan antrian dilaporkan di beberapa perbatasan.

Sejauh ini, jumlah yang datang ke UE tampak sederhana karena blok tersebut telah membatasi perjalanan dari Rusia dengan melarang penerbangan langsung dan memperketat aturan visa setelah invasi ke Ukraina.

Bacaan Lainnya

Finlandia, satu-satunya anggota yang tetap membuka perbatasan daratnya dengan Moskow, melaporkan bahwa kedatangan dari Rusia berlipat ganda menjadi 6.470 sehari setelah pengumuman Putin.

Negara-negara Baltik dan Polandia, yang telah melangkah lebih jauh dari negara lain di Uni Eropa dengan secara drastis membatasi masuknya orang Rusia dengan visa, memimpin mereka yang mengambil garis hawkish.

“Banyak orang Rusia yang sekarang melarikan diri dari Rusia karena mobilisasi baik-baik saja dengan membunuh orang Ukraina. Mereka tidak memprotes saat itu,” tulis menteri luar negeri Latvia, Edgars Rinkevics, di Twitter seperti dikutip AFP.

Menteri Dalam Negeri Estonia, Lauri Laanemets, mengatakan kepada media lokal, “Kita seharusnya tidak menawarkan perlindungan kepada pembelot.”

Finlandia pada Jumat (23/09/2022) mengisyaratkan bahwa mereka mengambil jalur yang sama dengan mengumumkan akan “secara signifikan membatasi masuknya warga Rusia” setelah meningkatnya jumlah kedatangan yang mengikuti keputusan Putin.[]

Baca Juga :   Avaada Bakal Suntik USD 5 Miliar ke Pabrik Amonia Hijau

Pos terkait