Hepatitis Akut Sebabkan 3 Anak Meninggal Dunia, Kemenkes Minta Masyarakat Waspada

- Editor

Senin, 2 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pelopor.id | Jakarta – Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia yang belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.

Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan. Terlebih, setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr.Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia, dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Ketiga pasien tersebut, rujukan dari rumah sakit yang berada di Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Adapun gejala yang ditemukan pada pasien-pasien ini adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

Kementerian Kesehatan sendiri, saat ini tengah berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut ini melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga sedang melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang,” tutur Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan resmi yang dikutip Senin, (02/04/2022).

“Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan,” sambungnya.

Foto: Freepik

Nadia menyampaikan, Jika anak-anak memiliki gejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran agar segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Menurut Nadia, sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara.

WHO sendiri, lanjut Nadia, pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Baca Juga :   Cara Mendapatkan Layanan Telemedisin Isoman Gratis Bagi Pasien Omicron

Kisaran kasusnya, terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya atau sebesar 10 persen memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium diluar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Baca Juga :   AS Menyatakan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat

Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, kemudian mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Surat Edaran itu, maksudnya untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Baca Juga :   Mendes PDTT di Ubud Bali: Jangan Latah Bangun Desa Wisata

Lebih lanjut, Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit untuk antara lain memantau dan melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).

Gejala nya, ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis” tegas Nadia.

Bagi Dinas Kesehatan, KKP, dan Rumah Sakit juga diminta segera memberikan notifikasi/laporan apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com. []

Sumber: Kemenkes

Baca Juga :   Beras Bansos Dikubur di Depok, Mensos: Barangnya Kehujanan, Sudah Diganti JNE
Facebook Comments Box

Berita Terkait

Panduan Merawat Kulit Wajah Secara Alami
Warung Madura Tidak Pernah Dilarang Beroperasi 24 Jam
Indonesia Perlu Capai 5 Parameter ini untuk Jadi Negara Maju
Erick Thohir Komentari Penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tembus 1 Juta
Perpaduan Investasi Emas dan Karya Seni, Treasury Art Prize! Spot Menarik di Art Jakarta 2023
Sejarah Gedung Lawang Sewu, Kisah Mistis, dan Peristiwa Pertempuran Lima Hari
Tips Mengemudi Hemat Bensin
Biografi Pendiri Bank BCA, Sudono Salim

Berita Terkait

Minggu, 28 April 2024 - 13:06 WIB

Warung Madura Tidak Pernah Dilarang Beroperasi 24 Jam

Jumat, 26 April 2024 - 21:54 WIB

Gandeng Huadi Group Polres Bantaeng Rutin Bagi-Bagi Sembako

Kamis, 25 April 2024 - 21:52 WIB

Berkelanjutan! Manfaat CSR Huadi Group Pengadaan Air Bersih Dirasakan Masyarakat

Rabu, 24 April 2024 - 21:49 WIB

Musrenbang RPJPD, Huadi Group Diajak Wujudkan Bantaeng 2024 Maju dan Berdaya Saing

Selasa, 23 April 2024 - 21:46 WIB

Huadi Group Ikut Penghijauan Bersama Program Sedekah Pohon Pemprov Sulsel

Sabtu, 20 April 2024 - 21:42 WIB

Polres Bantaeng dan Huadi Group Kembali Salurkan Bantuan ke Warga

Selasa, 9 April 2024 - 10:06 WIB

Berkontribusi! Huadi Group Beri Dukung Kelancaran Festival Ramadan Borongloe

Sabtu, 6 April 2024 - 16:11 WIB

Warga Bantaeng Akui Berbagi Parcel Budaya Tahunan Huadi Group

Berita Terbaru

Poster We The Fest 2024. (Foto: Istimewa)

Musik

Deretan Line Up Fase 2 We The Fest 2024 Resmi Diumumkan

Sabtu, 11 Mei 2024 - 11:42 WIB

Tikus (Foto: istimewa)

Internasional

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang

Jumat, 10 Mei 2024 - 19:58 WIB

ilustrasi membersihkan wajah. (Foto: Pelopor.id/Istimewa)

Cantik

Panduan Merawat Kulit Wajah Secara Alami

Jumat, 10 Mei 2024 - 19:39 WIB