Pelopor.id | Jakarta – Amerika Serikat (AS) pada Kamis (04/08/2022) menyatakan cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat, sebuah langkah yang harus membebaskan dana baru, membantu pengumpulan data dan memungkinkan pengerahan personel tambahan dalam perang melawan penyakit itu.
“Kami siap untuk mengambil tanggapan kami ke tingkat berikutnya dalam mengatasi virus ini, dan kami mendesak setiap orang Amerika untuk menganggap cacar monyet dengan serius dan bertanggung jawab untuk membantu kami mengatasi virus ini,” kata Sekretaris Health and Human Services Xavier Becerra seperti dikutip dari AFP.
Deklarasi tersebut, yang awalnya efektif selama 90 hari tetapi dapat diperpanjang, datang ketika kasus nasional mencapai 6.600 pada hari Kamis, sekitar seperempat dari mereka berasal dari negara bagian New York.
Para ahli percaya jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi dalam wabah saat ini, karena gejalanya bisa tidak kentara, termasuk lesi tunggal.
Sejauh ini, AS telah mengirimkan sekitar 600.000 vaksin JYNNEOS, yang awalnya dikembangkan untuk melawan virus terkait cacar monyet, namun angka ini masih jauh dari sekitar 1,6 juta orang yang dianggap berisiko tinggi dan paling membutuhkan vaksin.
Health and Human Services Department pada pekan lalu mengatakan, sekitar 99 persen kasus AS sejauh ini terjadi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, dan ini adalah target otoritas populasi dalam strategi vaksinasi nasional.
Berbeda dengan wabah sebelumnya di Afrika, virus ini sekarang sebagian besar menyebar melalui aktivitas seksual, namun Centers for Disease Control and Prevention mengatakan rute lain juga mungkin, termasuk berbagi tempat tidur, pakaian, dan kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Deklarasi AS muncul setelah World Health Organization juga menetapkan wabah itu sebagai keadaan darurat bulan lalu, sesuatu yang dicadangkan untuk penyakit yang menjadi perhatian tertinggi.
Pada saat yang sama, komisaris US Food and Drug Administration Robert Califf mengatakan lembaganya sedang mempertimbangkan langkah yang akan memungkinkan dokter untuk mengelola lima dosis vaksin berdasarkan satu dosis botol yang ada. []