Pelopor.id | Jakarta – Kabar Gembira datang dari Nusa Tenggara Barat (NTB) seiring terpilihnya Desa Tetebatu untuk mewakili Indonesia dalam ajang Internasional “Best Tourism Village” (BTV) yang diselenggarakan oleh United Nation World Tourism organization (UNWTO).
Terpilihnya Tetebatu, merupakan prestasi yang membanggakan dari sosok Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy. Lalu, bagaimana sosok yang mulai diperbincangkan Netizen di Tanah Air ini?
Mohammad Sukiman Azmy asli putra Lombok kelahiran 30 Mei 1957. Pria yang juga dikenal sebagai mubaligh ini, lulusan S2 Magister Manajemen di STIE Trianandra, Jakarta tahun 2002. Sedangkan pendidikan S1 diraih dari Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Jawa Tengah tahun 1982.
Sukiman, memulai karirnya dari dunia militer sebagai anggota TNI Angkatan Darat. Beberapa jabatan yang pernah diembannya adalah sebagai berikut:
1. Perwira Bintal di Korem 031/ Wirabima tahun 1983
2. Kepala Penerangan Korem 031/Wirabima tahun 1985
3. Kepala Bintal Korem 031/Wirabima tahun 1989
4. Mabes TNI AD sebagai Kepala Bagian Umum Disbintal AD tahun 2000
5. Dandim 1605/Selong Lombok Timur pada tahun 2004
Setelah mengemban tugas di TNI AD, Sukiman diberi kepercayaan oleh Kementerian Agama RI dengan jabatan sebagai berikut:
1. Kepala Biro Umum Setjen Kementerian Agama tahun 2005
2. Kepala Operasi Arofah Mina dan Ketua Tim Pemondokan Haji tahun 2005 – 2008.
Karir Politik
1. Bupati Lombok Timur (2008-2013). Berpasangan dengan HM Syamsul Luthfi, Ia memenangkan pilkada setelah mengalahkan calon incumbent, Moch Ali Bin Dahlan. Prestasi yang tidak bisa dilupakan masyarakat Lombok Timur dari sosok Sukiman Azmy saat itu antara lain, ia melakukan pemekaran desa dan mengalihkan eks pelanggan Koperasi Listrik Pedesaan (KLP) Sinar Rinjani Lombok Timur, menjadi pelanggan PT. PLN.
2. Bupati Lombok Timur (2018-sekarang). Berpasangan dengan Rumaksi, Beliau mengalahkan pasangan Haerul Warisin-Mahsun Ridwainy, HM Syamsul Luthfi-H Najamuddin Moestopa dan pasangan Ali Masadi-Putrawan Habibi.

Sementara kesuksesan Sukiman Azmy yang berhasil membawa Desa Wisata Tetebatu ke ajang tingkat dunia, disebut-sebut mengulang kesuksesan NTB sebelumnya di era Almarhum Gubernur NTB, Bapak Gatot Suherman.
Kala itu tepatnya Minggu, 16 Juni 2013, NTB mewakili Indonesia mendapat penghargaan dari FAO PBB karena prestasi di bidang swasembada pangan, sehingga terkenal dengan julukan Bumi Gora. Ini merupakan penghargaan ke-2 bagi Indonesia dari FAO, setelah tahun 1985 Presiden Soeharto mendapatkan penghargaan karena berhasil menciptakan swasembada beras.
Tak hanya itu, dibawah tangan dingin Sukiman Azmy, sebanyak 63 desa di Lombok Timur ditetapkan sebagai Desa Wisata. Bahkan, salah satunya yakni Desa Kembang Kuning, berhasil meraih Predikat sebagai Desa Wisata terbaik Nasional Kualifikasi Desa Wisata Berkembang.

Dengan ditetapkannya 63 desa tersebut sebagai desa wisata, tentu saja berdampak pada perekonomian masyarakat setempat. Namun, disamping kesejahteraan ekonomi masyarakat, Sukiman Azmy tak henti-hentinya mengayomi masyarakat Lombok Timur untuk senantiasa beribadah kepada Allah SWT.
“Rasulullah SAW telah mengajarkan kita agar menjadikan akhirat sebagai tujuan utama, dan tidak terpedaya dengan hanya sibuk mengejar dunia,” tulisnya di akun Instagram @official_hmsa belum lama ini.
Yang menarik dari sosok Sukiman Azmy adalah, ia suka berkeliling kampung untuk memberikan pengajian dan mengajarkan Agama Islam kepada masyarakat. Bahkan ia menyampaikan pesan pembangunan yang diembannya sebagai Bupati lewat media dakwah tersebut.
Sukiman Azmin, memiliki kemampuan sebagai da’i lantaran sebelumnya ia pernah menjadi santri di Pondok Pesantren NW Pancor dan kemudian dilanjutkan di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
- Baca juga : Tetebatu Mengulang Kesuksesan NTB Era Almarhum Gubernur Gatot Suherman
- Baca juga : Analisa Pasangan Potensial Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB 2024
- Baca juga : Sah, Tete Batu Wakili Indonesia di Ajang Dunia Desa Wisata UNWTO
Orang nomor satu di Lombok Timur ini, terkenal sebagai orang yang hidup sederhana. Ajaran agama, ditanamkan suami dari Hajjah Hartatik ini kepada keluarga dan dirinya sendiri sehingga keluarga yang agamis terlihat dalam kehidupan sehari-harinya. []