Pelopor.id | Jakarta – Para menteri luar negeri Uni Eropa (UE) pekan ini akan membahas seruan yang dipimpin oleh Ukraina untuk melarang turis Rusia mengunjungi Eropa.
Gagasan itu, yang akan dipelajari dalam pertemuan dua hari mulai Selasa (30/08/2022) di Praha, telah memecah belah negara-negara UE, yang beberapa dengan sepenuh hati menyetujuinya sementara yang lain menolak, takut hal itu akan menutup pintu bagi para pembangkang Rusia yang melarikan diri dari negara mereka.
Beberapa negara UE yang bertetangga dengan Rusia telah melarang atau membatasi visa bagi orang Rusia, tetapi belum ada larangan di seluruh UE.
Sebelumnya pada Februari, UE membatasi visa dalam kategori tertentu untuk orang Rusia yang terkait dengan Kremlin, termasuk untuk pejabat, pemegang paspor diplomatik, dan bos perusahaan. Namun visa turis tetap diizinkan.
Mengutip AFP, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sekarang menuntut Barat menutup perbatasannya untuk semua orang Rusia, termasuk turis, dengan mengatakan mereka harus hidup di dunia mereka sendiri sampai mereka mengubah filosofi mereka.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan “Rusia sangat mendukung perang, mendukung serangan rudal di kota-kota Ukraina dan pembunuhan orang Ukraina. Biarkan turis Rusia menikmati Rusia.”
Kremlin yang marah telah bereaksi dengan menyebut banding Kyiv “tidak rasional” dan menjanjikan pembalasan.
Finlandia, yang memiliki perbatasan terpanjang Eropa dengan Rusia, akan mulai Kamis memangkas jumlah aplikasi visa turis Rusia yang ditanganinya menjadi hanya 10 persen dari 1.000 yang biasa diterima per hari. Larangan habis-habisan berdasarkan kewarganegaraan pemohon tidak mungkin menurut hukum Finlandia.
Langkah itu akan berdampak, lantaran sanksi UE yang menutup wilayah udara Eropa untuk penerbangan dari Rusia, membuat Rusia secara besar-besaran beralih ke perjalanan darat melalui Finlandia untuk mencapai negara-negara Eropa lainnya.
Negara-negara UE lainnya seperti Latvia, Lithuania dan Polandia berhenti mengeluarkan visa turis baru untuk Rusia, ketika pasukan Kremlin menginvasi Ukraina pada akhir Februari.[]