The Fed: Menjinakkan Inflasi AS Bakal Timbulkan “Kesakitan”

- Editor

Sabtu, 27 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi logo Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed). (Foto:Pelopor.id/Shutterstock)

Ilustrasi logo Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed). (Foto:Pelopor.id/Shutterstock)

Pelopor.id | Jakarta – Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa menjinakkan inflasi Amerika Serikat (AS) akan menimbulkan “kesakitan” pada keluarga dan bisnis AS, tetapi kegagalan untuk menurunkan harga dari level tertinggi 40 tahun mereka saat ini akan lebih berbahaya.

Berbicara pada pertemuan tahunan para gubernur bank sentral di kota resor pegunungan Jackson Hole, Powell tidak menahan diri atau meninggalkan ruang untuk keraguan tentang arah bank sentral, berjanji untuk bertindak “secara paksa”.

Dia memperingatkan ekonomi AS kemungkinan akan melambat untuk periode yang berkelanjutan, dan pasar kerja AS yang kuat akan menderita untuk menurunkan harga, yang dia sebut “biaya yang tidak menguntungkan untuk mengurangi inflasi”.

The Fed telah melakukan kampanye agresif untuk menaikkan suku bunga, dan Powell menjelaskan di Jackson Hole bahwa perang melawan inflasi belum berakhir.

“Memulihkan stabilitas harga akan memakan waktu dan membutuhkan penggunaan alat kami secara paksa untuk membawa permintaan dan penawaran ke keseimbangan yang lebih baik,” katanya seperti dikutip dari AFP.

“Sementara suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi, hal itu juga akan membawa penderitaan bagi rumah tangga dan bisnis,” kata Powell dalam pidatonya, yang teksnya diposting secara online oleh The Fed.

Tanda-tanda sederhana perlambatan di ekonomi terbesar di dunia dan meredanya tekanan harga telah mendorong harapan di pasar keuangan bahwa bank sentral mungkin mengurangi kenaikan suku bunga yang agresif, dan bahkan mungkin mulai berbalik arah tahun depan.

Tetapi Powell memadamkan harapan itu, memperjelas bahwa kebijakan Fed dan suku bunga acuan harus tetap “cukup membatasi” untuk mengembalikan inflasi ke target dua persennya.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Makau Tutup Seluruh Kasinonya untuk Menahan Wabah Covid

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:33 WIB

Pendaftaran Kompetisi Seni FINNA Art of the Year 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:18 WIB

Mahkamah Konstitusi Terima Perbaikan Permohonan Uji Materi UU Hak Cipta dari VISI

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:06 WIB

Hadir Sebagai Solois, Jack Andie Rilis Single Jangan Menangis

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:32 WIB

Unit Pop Alternatif, Lomba Sihir Rilis Album Kedua Berjudul Obrolan Jam 3 Pagi

Rabu, 7 Mei 2025 - 23:35 WIB

Solois Asal Surabaya, Ardhita Rilis Single Debut Bertajuk Stupidly

Berita Terbaru

Penyanyi solo, AMIS. (Foto: Istimewa)

Musik

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

Grup duo folk, Daun Jatuh. (Foto: Istimewa)

Musik

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Poster promosi Djakarta Warehouse Project 2025 (DWP25). (Foto: IStimewa)

Musik

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB