Pelopor.id | Jakarta – Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa menjinakkan inflasi Amerika Serikat (AS) akan menimbulkan “kesakitan” pada keluarga dan bisnis AS, tetapi kegagalan untuk menurunkan harga dari level tertinggi 40 tahun mereka saat ini akan lebih berbahaya.
Berbicara pada pertemuan tahunan para gubernur bank sentral di kota resor pegunungan Jackson Hole, Powell tidak menahan diri atau meninggalkan ruang untuk keraguan tentang arah bank sentral, berjanji untuk bertindak “secara paksa”.
Dia memperingatkan ekonomi AS kemungkinan akan melambat untuk periode yang berkelanjutan, dan pasar kerja AS yang kuat akan menderita untuk menurunkan harga, yang dia sebut “biaya yang tidak menguntungkan untuk mengurangi inflasi”.
The Fed telah melakukan kampanye agresif untuk menaikkan suku bunga, dan Powell menjelaskan di Jackson Hole bahwa perang melawan inflasi belum berakhir.
“Memulihkan stabilitas harga akan memakan waktu dan membutuhkan penggunaan alat kami secara paksa untuk membawa permintaan dan penawaran ke keseimbangan yang lebih baik,” katanya seperti dikutip dari AFP.
“Sementara suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi, hal itu juga akan membawa penderitaan bagi rumah tangga dan bisnis,” kata Powell dalam pidatonya, yang teksnya diposting secara online oleh The Fed.
Tanda-tanda sederhana perlambatan di ekonomi terbesar di dunia dan meredanya tekanan harga telah mendorong harapan di pasar keuangan bahwa bank sentral mungkin mengurangi kenaikan suku bunga yang agresif, dan bahkan mungkin mulai berbalik arah tahun depan.
Tetapi Powell memadamkan harapan itu, memperjelas bahwa kebijakan Fed dan suku bunga acuan harus tetap “cukup membatasi” untuk mengembalikan inflasi ke target dua persennya.[]