Pelopor.id | Jakarta – Myanmar meraih USD 800 juta dari ekspor gas alam selama periode April dan Juli, kata junta militer di surat kabar pemerintah Global New Light of Myanmar, Kamis (25/08/2022).
Myanmar telah mengalami kekacauan, sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta awal tahun lalu dan meruntuhkan ekonomi.
Kementerian Perdagangan yang dikelola junta mengatakan, 77,89 juta kiloliter gas alam diekspor melalui pipa gas dalam empat bulan, terutama dari empat proyek lepas pantai, rig produksi Yadana, Yedagun, Shwe dan Zawtika.
Pendapatan dari ekspor gas adalah USD 60,7 juta lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu, kata kementerian itu seperti dikutip dari Reuters.
Mayoritas ekspor pergi ke Thailand dan Tiongkok. PTT Exploration and Production Pcl Thailand memproduksi dan mengekspor gas alam dari lapangan Yadana, Yetagun dan Zawtika. Myanmar menyumbang sekitar 14% dari kebutuhan gas alam Thailand.
Perusahaan minyak Chevron Corp dan TotalEnergies pada Januari menarik diri dari Myanmar dengan alasan memburuknya kondisi kemanusiaan menyusul kudeta tahun lalu. Pada bulan Mei, PTTEP Thailand mengatakan akan mengambil alih operasi lapangan Yadana, setelah TotalEnergies keluar.[]