Pelopor.id | Jakarta – Ukraina berada di jalur pengiriman gandum yang hampir sama banyaknya bulan ini seperti sebelum invasi Rusia. Pejabat Amerika Serikat (AS) pada Selasa (23/08/2022) menyebut hal ini sebagai kemenangan bagi upaya internasional mengatasi kekurangan pangan.
Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum, jagung, barley dan minyak bunga matahari terbesar di dunia. Sebelum perang, negara itu tiap bulan mengirimkan sekitar lima juta metrik ton biji-bijian.
Ekspornya menurun drastis setelah invasi Rusia sejak 24 Februari 2022, berdampak terhadap lonjakan harga pangan global yang sangat memukul negara-negara miskin.
“Berkat kerja sama internasional yang intensif, Ukraina berada di jalur yang tepat untuk mengekspor sebanyak empat juta metrik ton produk pertanian pada Agustus,” kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS kepada AFP.
Pada Juli, Ukraina dan Rusia mencapai kesepakatan masa perang pertama melalui mediasi Turki dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dengan jaminan bagi kapal untuk berlayar keluar dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina.
Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa upaya tersebut telah memindahkan lebih dari 720.000 ton biji-bijian dari pelabuhan melalui 33 kapal selama beberapa minggu terakhir.
Yang lebih signifikan sejauh ini adalah inisiatif Eropa untuk mengirimkan gandum Ukraina melalui jalur sungai, kereta api dan jalan raya.
Apa yang disebut “Jalur Solidaritas” yang didirikan oleh Uni Eropa (UE) membawa kendaraan tambahan, termasuk truk ke perbatasan, mengatasi rintangan termasuk ketidakcocokan gerbong Ukraina dengan pengukur rel Eropa.
Upaya Eropa mengirimkan 2,5-3 juta ton produk ke Uni Eropa dan seterusnya ke pasar internasional setiap bulan, kata pejabat itu.
Sebagai bagian dari kesepakatan yang dinegosiasikan di Istanbul, Rusia juga akan mendapatkan jaminan pengiriman makanan dan pupuk tanpa dikenakan sanksi.[]