Pelopor.id | Jakarta – Filipina telah membatalkan pesanan untuk 16 helikopter militer Rusia. Hal itu dikonfirmasi oleh seorang pejabat pada Rabu (10/08/2022), menyusul laporan mantan presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk membatalkannya karena sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Rusia yang menyerang Ukraina pada Februari 2022.
Sebelumnya, Manila yang merupakan sekutu lama Washington, pada November setuju untuk membayar 12,7 miliar peso (Rp 3,3 triliun) untuk helikopter Mi-17, karena berusaha memodernisasi perangkat keras militernya.
Manila memulai program modernisasi militer sederhana pada tahun 2012. Sampai saat ini, peralatannya menampilkan helikopter era Perang Vietnam dan kapal angkatan laut Perang Dunia II yang digunakan oleh AS.
Delfin Lorenzana, yang menjabat sebagai menteri pertahanan di bawah Duterte, mengatakan bahwa Filipina telah membayar deposit untuk helikopter pengangkut sebelum perang terjadi di Ukraina.
“Saya tidak tahu apakah kami masih bisa mendapatkan kembali uang itu karena kami yang memutuskan kontrak,” kata Lorenzana seperti dikutip dari Reuters.
Duta Besar Filipina untuk Washington Jose Romualdez mengatakan, Manila juga waspada terhadap pelanggaran undang-undang AS yang disahkan pada 2017, yang menjatuhkan sanksi kepada siapa pun yang berbisnis dengan sektor intelijen atau pertahanan Rusia.
Setelah Presiden Ferdinand Marcos Jr mengambil alih kekuasaan pada 30 Juni, pemerintah baru meninjau kesepakatan Rusia, sampai pada keputusan yang sama dengan Duterte.[]