Turki Beli Gas dari Rusia dengan Mata Uang Rubel

- Editor

Minggu, 7 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Pelopor.id/Twitter @RTErdogan)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Foto: Pelopor.id/Twitter @RTErdogan)

Pelopor.id | Jakarta – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkonfirmasi bahwa negaranya akan membayar impor gas alam Rusia dalam mata uang rubel. Awalnya, pengumuman itu dibuat oleh Rusia setelah lebih dari empat jam pembicaraan antara Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Sochi, Rusia.

Amerika Serikat (AS) memimpin upaya internasional untuk menjatuhkan sanksi ekonomi pada Rusia sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Namun, anggota NATO Turki mencoba tetap netral dalam konflik tersebut, mengingat ketergantungannya yang besar pada energi Rusia.

Untuk diketahui, Rusia menyumbang sekitar seperempat dari impor minyak Turki dan 45 persen dari pembelian gas alamnya tahun lalu.

“Karena kami akan melakukan perdagangan rubel ini, tentu saja akan membawa uang ke Turki dan Rusia,” kata Erdogan seperti dikutip dari Arab News.

Tidak membayar gas dalam dolar telah membantu Turki melindungi cadangan mata uang kerasnya yang semakin menipis. Sepanjang tahun lalu, pemerintah Turki dilaporkan telah menggelontorkan puluhan miliar dolar untuk mencoba menopang lira dari penurunan tajam selama krisis ekonomi terbarunya.

Sebelumnya, AS dan Uni Eropa berusaha menekan klien energi Rusia agar tidak beralih ke pembayaran rubel untuk membatasi kekuatan ekonomi Rusia dalam berperang dengan Ukraina.

Turki telah menolak untuk bergabung dengan rezim sanksi terhadap Rusia dan malah mendorong pembicaraan gencatan senjata antara Moskow dan Kyiv. Dalam pertemuan di Sochi, Erdogan dan Putin berjanji untuk memperluas kerja sama ekonomi di berbagai sektor, termasuk perbankan dan industri.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Sri Lanka Diwarnai Unjuk Rasa, Presiden dan PM Sri Lanka Bersedia Mundur

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:33 WIB

Pendaftaran Kompetisi Seni FINNA Art of the Year 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:18 WIB

Mahkamah Konstitusi Terima Perbaikan Permohonan Uji Materi UU Hak Cipta dari VISI

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:06 WIB

Hadir Sebagai Solois, Jack Andie Rilis Single Jangan Menangis

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:32 WIB

Unit Pop Alternatif, Lomba Sihir Rilis Album Kedua Berjudul Obrolan Jam 3 Pagi

Rabu, 7 Mei 2025 - 23:35 WIB

Solois Asal Surabaya, Ardhita Rilis Single Debut Bertajuk Stupidly

Berita Terbaru

Penyanyi solo, AMIS. (Foto: Istimewa)

Musik

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

Grup duo folk, Daun Jatuh. (Foto: Istimewa)

Musik

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Poster promosi Djakarta Warehouse Project 2025 (DWP25). (Foto: IStimewa)

Musik

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB