Gedung Putih Masukkan YouTube dalam Daftar Penyebar Informasi Salah Tentang Vaksin

- Editor

Senin, 26 Juli 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Logo YouTube.(Foto:Pelopor.id/YouTube.com)

Logo YouTube.(Foto:Pelopor.id/YouTube.com)

Pelopor.id | Jakarta – Selain Facebook, Para Pejabat Gedung Putih menaruh YouTube dalam daftar platform media sosial yang bertanggung jawab atas penyebaran informasi yang salah tentang vaksin Covid-19 dan tidak berbuat banyak untuk menghentikannya, sebut sumber yang mengetahui hal ini.

Kritik itu, muncul hanya seminggu setelah Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyebut Facebook dan perusahaan media sosial lainnya sebagai “pembunuh” lantaran gagal memperlambat penyebaran informasi yang salah tentang vaksin.

“Facebook dan YouTube adalah hakim, juri, dan algojo terkait apa yang terjadi di platform mereka. Mereka bisa menilai pekerjaan rumah mereka sendiri.”

Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan, salah satu masalah utama terkait masalah ini adalah penegakan yang tidak konsisten. Menurutnya, YouTube, unit usaha Google Alphabet dan Facebook dapat memutuskan apa yang memenuhi syarat sebagai informasi yang salah di platform mereka. Namun, hasil dari apa yang dilakukaan kedua platform tersebut membuat Gedung Putih tidak senang.

“Facebook dan YouTube adalah hakim, juri, dan algojo terkait apa yang terjadi di platform mereka. Mereka bisa menilai pekerjaan rumah mereka sendiri,” tutur seorang pejabat administrasi, menggambarkan pendekatan keduanya terhadap informasi yang salah tentang Covid dikutip dari Reuters Senin, 26 Juli 2021.

Presiden AS
Presiden Amerika Serikat Joe Biden. (Foto: Pelopor/Reuters/Jonathan Ernst)

Pejabat tersebut menjelaskan, beberapa bagian utama dari kesalahan informasi vaksin yang diperangi oleh pemerintahan Biden termasuk bahwa vaksin Covid-19 tidak efektif, klaim palsu bahwa mereka membawa microchip dan bahwa mereka menggangu kesuburan wanita.

Baru-baru ini, Biden, sekretaris persnya, Jen Psaki, dan Ahli Bedah Umum Vivek Murthy, kompak mengecam perusahaan media sosial. Menurut mereka, penyebaran kebohongan tentang vaksin membuat lebih sulit untuk memerangi pandemi dan menyelamatkan nyawa.

Baca Juga :   India Diharapkan Jadi Negara Maju Dalam 25 Tahun

Adapun Center for Countering Digital Hate (CCDH) berdasarkan laporan terbarunya yang juga disorot oleh Gedung Putih, menunjukkan 12 akun anti-vaksin menyebarkan hampir dua pertiga mis-informasi anti-vaksin secara online. Enam dari akun itu masih memposting hal tersebut di YouTube.[]

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 16:11 WIB

Summer Come Faster, Single Perdana Nadine Kei Inara Dirilis

Kamis, 16 Januari 2025 - 23:32 WIB

Lyodra hingga Titi DJ Bakal Tampil di Konser Super Diva, Dapatkan Tiket Diskon di Sini

Selasa, 14 Januari 2025 - 21:58 WIB

Besar Pajak Daripada Tiang, Single Respons Rachun buat Kebijakan Pemerintah

Selasa, 14 Januari 2025 - 21:34 WIB

Usung Konsep Rock Futuristik, HAGE Rudolf Perkenalkan Mini Album Pseudo-symmetry

Kamis, 9 Januari 2025 - 16:29 WIB

Promotor Konser The Script Hadirkan Kategori Tiket Baru

Kamis, 9 Januari 2025 - 16:02 WIB

Legenda Disko Dunia, Boney M Siap Konser di Jakarta

Kamis, 9 Januari 2025 - 15:35 WIB

Ahmad Dhani Umumkan Penundaan Konser Dewa 19 Allstars 2.0

Rabu, 8 Januari 2025 - 12:55 WIB

Twisted Blues, Mini Album Kolaborasi Anov Blues One, Asora, dan Reza Arfandy Dirilis

Berita Terbaru