Pelopor.id | Jakarta – Qualcomm Inc memprediksi pendapatannya pada kuartal keempat tahun ini akan berada di bawah target Wall Street. Menurut Qualcomm, melambatnya permintaan smartphone bisa memicu kerugian bisnis chip handset andalannya akibat terdampak krisis Ukraina dan penguncian Covid-19 di Tiongkok.
Perusahaan memprediksi penjualan smartphone tahun ini menurun 5%, dibandingkan dengan prospek sebelumnya yang cenderung stagnan. Sedangkan lembaga riset IDC memproyeksikan penurunan 3,5% dalam pengiriman smartphone.
Qualcomm adalah perusahaan multinasional Amerika yang berkantor pusat di San Diego, California. Perusahaan ini memproduksi semikonduktor, perangkat lunak, dan layanan yang terkait dengan teknologi nirkabel.
“Kami memperkirakan meningkatnya ketidakpastian dalam ekonomi global dan dampak tindakan Covid di Tiongkok akan menyebabkan pelanggan bertindak hati-hati dalam mengelola pembelian mereka di paruh kedua,” kata Chief Financial Officer (CFO) Qualcomm Akash Palkhiwala seperti dilansir dari Reuters.
Data Refinitiv menunjukkan, Qualcomm memproyeksikan pendapatan kuartal saat ini antara USD 11 miliar hingga USD 11,8 miliar, tak jauh berbeda dari perkiraan analis yang sebesar USD 11,87 miliar.
Di sisi lain, Qualcomm mengaku telah memperpanjang perjanjian lisensi patennya dengan Samsung Electronics hingga akhir 2030. Chief Executive Officer (CEO) Qualcomm Cristiano Amon mengatakan, strategi ini akan membantu mengamankan stabilitas pendapatan untuk bisnis lisensinya.
Qualcomm juga setuju memperluas penggunaan platform Snapdragon untuk produk premium Samsung Galaxy di masa mendatang, termasuk smartphone Samsung Galaxy.
“Ketika kami menyediakan platform Snapdragon 800 ke smartphone Galaxy, setidaknya itu menggantikan pendapatan dan pendapatan dari penjualan modem ke lima iPhone,” kata Amon.
Lebih dari setengah penjualan Qualcomm disumbang oleh segmen handset, yang membuat chip modem untuk iPhone dan chip yang menggerakkan sejumlah model seri Galaxy S. []