Pelopor.id | Jakarta – Amerika Serikat (AS) menegaskan tidak akan ada “bisnis seperti biasa” dengan militer yang berkuasa di Myanmar.
Pernyataan itu muncul setelah eksekusi empat aktivis demokrasi, sekaligus menambahkan bahwa semua opsi tersedia karena mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut untuk menghukum junta.
Dalam konferensi pers reguler, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price meminta negara-negara untuk melarang penjualan peralatan militer ke Myanmar dan menahan diri dari tindakan apa pun yang akan memberikan kredibilitas internasional kepada junta.
Ketika ditanya apakah pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan sanksi terhadap industri gas Myanmar, sektor yang terhindar dari sanksi AS putaran sebelumnya, Price mengatakan bahwa mereka mempertimbangkan semua opsi dalam diskusi tentang tindakan lebih lanjut.
“Dengan kekejaman mengerikan yang dilakukan junta, tidak ada bisnis seperti biasa dengan rezim ini,” kata Price seperti dikutip dari Reuters.
Empat aktivis dituduh membantu gerakan perlawanan sipil yang telah memerangi militer sejak kudeta tahun lalu dan tindakan keras berdarah terhadap protes nasional. Mereka dijatuhi hukuman mati dalam persidangan rahasia pada Januari dan April.
Eksekusi pertama negara itu dalam beberapa dekade memicu kecaman internasional.
Price mengatakan, tidak ada negara yang memiliki potensi untuk mempengaruhi lintasan Myanmar lebih dari Tiongkok, sementara juga menyerukan pengelompokan negara-negara ASEAN untuk mempertahankan preseden melarang perwakilan junta dari pertemuan regional.[]