Pelopor.id | Jakarta – Ukraina mendesak Kanada membatalkan niatnya menyerahkan turbin gas ke perusahaan yang dikendalikan Rusia, Gazprom, meski turbin itu akan digunakan untuk memasok gas alam ke Jerman.
Sebelumnya, Gazprom memang memangkas kapasitas menjadi hanya 40% di pipa Nord Stream 1, dengan alasan keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada.
Menurut Menteri Energi Ukraina German Galushchenko, langkah Kanada itu bertentangan dengan sanksi yang diberikan negara Barat kepada Rusia.
“Sanksi itu melarang pemindahan peralatan apa pun yang terkait dengan gas. Dan apabila negara-negara tidak mengikuti keputusan yang telah mereka sepakati terkait sanksi. Bagaimana kita bisa berbicara tentang solidaritas?” kata sumber kementerian energi Ukraina kepada Reuters.
Namun, pertanyaan itu tidak mendapatkan respon positif dari pihak Kanada maupun Jerman. Keputusan pengembalian turbin telah disepakati, lantaran kedua negara tersebut tidak ingin turbin menjadi alasan bagi Rusia untuk memotong pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1.
“Ada tujuh turbin, ini hanya satu, dan yang sekarang beroperasi cukup untuk kapasitas penuh,” kata Galushchenko.
Selain kementerian energi, komunitas besar Ukraina di Kanada juga telah melobi pemerintahan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk tidak mengembalikan turbin ke Rusia.
Disebutkan bahwa jika Kanada tetap menyerahkan turbin, maka hal itu akan menjadi contoh dari dua negara G7 yang menghindari sanksi yang dikenakan terhadap Rusia.[]