Duterte Berpotensi Tak Akan Diadili Atas Kebijakan Pemberantasan Narkoba

- Editor

Selasa, 28 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: Pelopor.id/Ist.)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. (Foto: Pelopor.id/Ist.)

Jakarta | Presiden Filipina Rodrigo Duterte sering menghasut kekerasan dan memerintahkan polisi untuk menembak mati tersangka dalam perang narkoba yang telah menewaskan ribuan orang. Namun, para analis mengatakan Duterte tidak mungkin menghadapi dakwaan setelah dia mengundurkan diri pada Kamis (30/06/2022).

Kebijakan khas Duterte untuk membersihkan Filipina dari narkoba telah dikutuk secara luas dan memicu penyelidikan internasional atas kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Namun, Duterte masih sangat populer di antara banyak orang di Filipina yang mendukung solusi cepatnya untuk kejahatan. Hasil pemilihan bulan lalu memperkuat pertahanan Duterte terhadap kemungkinan penuntutan setelah dia meninggalkan jabatannya sebagai presiden, kata para analis.

Ferdinand Marcos Jr., putra mendiang diktator Filipina, memenangkan kursi kepresidenan setelah menjalin aliansi yang kuat dengan putri Duterte, Sara, yang terpilih sebagai wakil presiden.

Marcos Jr. telah mendukung perang narkoba Duterte dan mengisyaratkan pemerintahannya tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court’s (ICC) atas pembunuhan tersebut.

“Pemilu pada dasarnya memutuskan bahwa tidak akan ada penyelidikan serius terhadap peran Presiden Rodrigo Duterte dalam perang narkoba selama enam tahun ke depan,” kata direktur intelijen bisnis di PSA Philippines Consultancy Greg Wyatt, seperti dikutip dari AFP.

Dia mengaku sebagai pembunuh, Duterte mengatakan kepada petugas untuk menembak mati tersangka narkotika jika nyawa mereka terancam. Dia membela tindakan keras itu, dengan mengatakan hal itu telah menyelamatkan keluarga dan mencegah Filipina berubah menjadi negara politik narkotika.

Data pemerintah Filipina menunjukkan lebih dari 6.200 orang tewas dalam operasi anti-narkoba polisi, sejak Duterte berkuasa pada 2016. Kelompok hak asasi mengatakan, Duterte menciptakan iklim impunitas dan memperkirakan bahwa puluhan ribu telah dibunuh oleh polisi, pembunuh bayaran dan warga, bahkan tanpa bukti mereka terlibat dalam narkoba.

Baca Juga :   Polda Lampung Amankan Puluhan Kilogram Narkoba Selama Januari-September 2021

Di bawah tekanan Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan ICC, pemerintah Filipina telah memeriksa sekitar 300 kasus operasi narkoba yang menyebabkan kematian. Namun, hanya tiga polisi yang dihukum akibat membunuh seorang tersangka narkoba.[]

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 22:59 WIB

Rahayu Saraswati Serahkan Formulir Caketum TIDAR Periode 2025-2030

Senin, 21 April 2025 - 22:18 WIB

Bank DKI Ajak Publik Tunggu Hasil Forensik Digital Bareskrim Terkait Perkembangan Pemulihan Sistem

Sabtu, 19 April 2025 - 21:07 WIB

Banjir Dukungan Akar Rumput, Rahayu Saraswati Maju Kembali Jadi Caketum TIDAR

Sabtu, 19 April 2025 - 15:45 WIB

Dana Aman, Transaksi Non-tunai KJP Plus Lewat EDC Bank DKI Tetap Lancar

Jumat, 18 April 2025 - 20:40 WIB

Bank DKI Salurkan KJP Tahap I 2025 Bagi Penerima Baru Sebanyak 43.502 Siswa

Kamis, 17 April 2025 - 12:05 WIB

Tipe-X Umumkan Tur Konser untuk Rayakan 30 Tahun Perjalanan Bermusik

Kamis, 17 April 2025 - 11:31 WIB

Bank DKI Sampaikan Progres Perbaikan Sistem Layanan Transfer Antar-Bank

Selasa, 15 April 2025 - 00:32 WIB

Gubernur Pramono Dorong Transformasi Bank DKI

Berita Terbaru

Penyanyi solo, Marcello Tahitoe alias Ello. (Foto: Istimewa)

Musik

Penyanyi Solo, Ello Rilis Single Setunggal

Minggu, 20 Apr 2025 - 21:43 WIB