Jakarta | Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meminta sekutu untuk tetap bersama melawan Rusia. Biden mengungkapkan hal itu dalam pertemuan puncak para pemimpin G7 yang terutama membahas tentang perang Rusia-Ukraina dan dampaknya terhadap pasokan pangan dan energi serta ekonomi global.
Pada awal pertemuan di Pegunungan Alpen Bavaria, empat dari negara G7 berniat melarang impor emas Rusia untuk memperketat sanksi bagi negara tersebut dan memangkas sarananya untuk membiayai invasi ke Ukraina.
Berdasarkan laporan Reuters, Inggris, AS, Jepang dan Kanada menyetujui larangan baru soal impor emas Rusia. Tahun lalu, nilai ekspor emas Rusia mencapai USD 15,5 miliar. Menurut pemerintah Inggris, larangan itu ditujukan untuk taipan Rusia yang telah membeli safe-haven bullion untuk mengurangi dampak finansial dari sanksi Barat.
Menurut sumber pemerintah Jerman, para pemimpin G7 di Inggris, Prancis, AS, Jerman, Jepang, Italia dan Kanada, juga melakukan pembicaraan tentang kemungkinan pembatasan harga minyak Rusia.
Para pemimpin G7 memang berkomitmen mengumpulkan dana swasta dan publik senilai USD 600 miliar untuk negara-negara berkembang melawan pengaruh Tiongkok yang makin kuat dan mengurangi dampak lonjakan harga pangan dan energi.
Tuan rumah G7, Kanselir Jerman Olaf Scholz, mengundang Senegal, Argentina, Indonesia, India dan Afrika Selatan sebagai negara mitra di KTT tersebut. Di sisi lain, sebenarnya banyak negara di belahan dunia selatan yang mengkhawatirkan kerusakan tambahan dari sanksi Barat terhadap Rusia.[]