Jakarta | Polisi Vietnam awal pekan ini menangkap menteri Kesehatan Vietnam Ngoc Anh dan wali kota Hanoi Nguyen Thanh Long, menyusul tuduhan bahwa mereka terlibat dalam skandal alat tes virus corona senilai USD 170 juta.
Penangkapan itu terjadi ketika Vietnam meningkatkan gerakan anti-korupsi setelah skandal Viet A, di mana para pejabat disuap untuk memasok rumah sakit dengan alat tes Covid-19 yang sangat mahal.
Menurut pernyataan resmi di situs web kementerian keamanan publik Vietnam, surat perintah penangkapan untuk Ngoc Anh dikeluarkan atas tuduhan melanggar peraturan tentang pengelolaan dan penggunaan aset negara, serta menyebabkan kerugian dan pemborosan selama masa jabatannya sebagai menteri ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan surat perintah untuk Nguyen Thanh Long dikeluarkan atas tuduhan menyalahgunakan posisi dan kekuasaan saat melakukan tugas resmi.
“Setelah disetujui oleh Kejaksaan Agung, Kementerian Keamanan Publik telah melaksanakan keputusan dan perintah sesuai dengan hukum,” ungkap pernyataan itu yang dikutip dari AFP.
Kedua pejabat itu sudah dikeluarkan dari keanggotaan Partai Komunis, yang disusul dengan pencopotan dari posisi mereka sebagai menteri dan wali kota sebelum ditangkap polisi.
Sejumlah pejabat Pusat Pengendalian Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) provinsi lainnya juga telah ditangkap dalam beberapa bulan terakhir, akibat keterlibatan mereka dalam membuat, memproduksi dan menggunakan alat uji Viet A.
Direktur Jenderal Viet A, Phan Quoc Viet, menghadapi tuduhan menyuap pejabat kesehatan untuk menjual peralatan perusahaan ke rumah sakit dan CDC provinsi, dengan harga yang jauh lebih tinggi dibanding biaya produksi, menghasilkan total USD 172 juta. Sekitar USD 34 juta dari penghasilan itu digunakan kembali untuk penyuapan.[]