PBB: Israel yang Harus Disalahkan Atas Konflik dengan Palestina

- Editor

Rabu, 8 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Israel Palestina. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/Tumisu)

Ilustrasi Israel Palestina. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/Tumisu)

Jakarta | Penyelidik tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan pendudukan Israel dan diskriminasi terhadap warga Palestina adalah penyebab utama dari siklus kekerasan yang tak berkesudahan.

Hal itu diungkapkan dalam laporan setebal 18 halaman yang terutama berfokus pada evaluasi garis panjang investigasi, dan keputusan PBB di masa lalu tentang situasi tersebut, dan bagaimana dan jika temuan itu diimplementasikan.

Untuk diketahui, Dewan HAM PBB atau United Nations Human Rights Council tahun lalu menunjuk sebuah tim penyelidik tingkat tinggi untuk menyelidiki semua akar penyebab yang mendasari konflik Israel-Palestina selama beberapa dekade.

Di sisi lain, pihak Israel membantah hal tersebut dan menyatakan “tidak berniat” melakukannya.

Mengutip AFP, Israel telah menolak bekerja sama dengan Komisi Penyelidikan atau Commission of Inquiry (COI) yang dibentuk tahun lalu, setelah perang 11 hari Hamas-Israel pada Mei 2021, yang menewaskan 260 warga Palestina dan 13 orang di pihak Israel.

Israel di masa lalu dengan keras mengkritik pemimpin penyelidik Navi Pillay, mantan kepala hak asasi PBB dari Afrika Selatan, lantaran dianggap mendukung agenda anti-Israel. Kementerian Luar Negeri Israel pun mengecam seluruh penyelidikan sebagai “perburuan penyihir”.

Laporan itu dianggap sepihak dan dinodai dengan kebencian terhadap negara Israel dan berdasarkan serangkaian panjang laporan sepihak dan bias sebelumnya.

Israel dan sekutunya telah lama menuduh badan hak asasi tertinggi PBB bias anti-Israel, menunjuk antara lain fakta bahwa Israel adalah satu-satunya negara yang secara sistematis dibahas di setiap sesi dewan reguler, dengan item agenda khusus khusus.

COI, yang merupakan penyelidikan tingkat tertinggi yang dapat diperintahkan oleh dewan, adalah penyelidikan kesembilan yang telah diperintahkan ke dalam pelanggaran hak di wilayah Palestina.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Binance Suntik Forbes US$200 Juta untuk Sebarkan Informasi Kripto

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:37 WIB

SaladKlab Gebrak Kancah Musik Elektronik Lewat EP No Wassap

Selasa, 17 Juni 2025 - 01:16 WIB

Inocent Purwanto Resmi Terjun ke Industri Musik Lewat Single Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih

Jumat, 13 Juni 2025 - 02:06 WIB

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:57 WIB

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:22 WIB

Bakal Konser di Sentul, Mariah Carey Siap Bawakan Hits Ikonik

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:44 WIB

Usung #MomentumLoDimulai, Kolektif Soundwich Resmi Diluncurkan

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:03 WIB

Dari 2015 ke 2025, Bemby Gusti Hadirkan Evolusi Suara dalam Single Rayuan Nan Elok

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:42 WIB

Kay Sebastene Unjuk Keberanian untuk Jujur Lewat Single I’M NOT

Berita Terbaru

Poster konser Muse di Jakarta. (Foto: Instagram/muse)

Musik

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Jun 2025 - 02:06 WIB

Penyanyi solo, Meha. (Foto: Istimewa)

Musik

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Jumat, 13 Jun 2025 - 00:57 WIB