Boris Johnson Kembali Diminta Mengundurkan Diri

- Editor

Kamis, 26 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (Foto: Pelopor.id/Twitter @BorisJohnson)

Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. (Foto: Pelopor.id/Twitter @BorisJohnson)

Jakarta | Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memimpin budaya pesta pelanggar penguncian atau lockdown-breaking parties, yang menampilkan perkelahian mabuk di antara staf, menurut penyelidikan yang telah lama ditunggu-tunggu pada Rabu yang mendorong seruan baru untuk pengunduran dirinya.

“Banyak dari peristiwa ini seharusnya tidak dibiarkan terjadi. Kepemimpinan senior di pusat, baik politik maupun pejabat, harus bertanggung jawab atas budaya ini,” kata laporan pegawai negeri senior Sue Gray yang dikutip dari AFP.

Laporan itu muncul ketika sebuah foto yang diterbitkan oleh surat kabar Daily Mirror menunjukkan meja Downing Street yang penuh dengan botol anggur dan donat. Namun Mirror mengatakan bahwa peristiwa tertentu pada November 2020 dianggap tidak diselidiki oleh Gray atau Polisi Metropolitan London, yang telah mengeluarkan sejumlah denda atas peristiwa lain, termasuk satu terhadap Johnson sendiri.

Johnson telah menentang seruan untuk mengundurkan diri, setelah dia menerima denda, namun banyak anggota parlemen dari partai Konservatif dipahami sedang menunggu rincian yang diungkapkan dalam laporan lengkap Gray, sebelum memutuskan apakah akan memicu pemungutan suara kepemimpinan.

Partai Buruh oposisi mengatakan laporan itu membenarkan seruannya agar Johnson mundur dan mengembalikan kehormatan ke politik Inggris.

Dalam temuannya, Gray juga menunjukkan para pejabat senior membahas bagaimana menangani berbagai undangan.

Dalam satu pertukaran WhatsApp, Lee Cain yang merupakan mantan direktur komunikasi Johnson, mencatat risiko komunikasi yang cukup besar dari mengadakan satu partai yang meninggalkan seorang pejabat pada Juni 2020.

Johnson diharapkan untuk berbicara kepada House of Commons tentang laporan Gray tersebut, sebelum mengadakan konferensi pers dan kemudian menghadiri pertemuan Komite backbench Tories tahun 1922.

Gray merilis versi awal laporannya pada bulan Januari, namun menunda publikasi yang lebih lengkap karena Met mengumumkan penyelidikannya sendiri.

Baca Juga :   Pemerintah Inggris Kasih Warganya Rp 6,5 Juta Perbulan Jika Tampung Pengungsi Ukraina

Itu sekarang lengkap dengan dikeluarkannya 126 denda kepada 83 orang, meskipun kepolisian berada di bawah tekanan untuk membuka kembali penyelidikan karena bukti baru muncul.[]

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Jumat, 16 Mei 2025 - 18:11 WIB

Solois Asal Tangerang, Azel Rilis Single Debut Perfect Charm

Jumat, 16 Mei 2025 - 17:08 WIB

Nama Grup Band Kotak Tetap Milik Cella, Tantri, dan Chua Usai Gugatan Banding Ditolak Pengadilan

Jumat, 16 Mei 2025 - 14:51 WIB

Kirana Setio Berbagi Panggung dengan Pitahati di Main-Main di Cipete Episode 12

Rabu, 14 Mei 2025 - 16:18 WIB

Kamila Batavia Hadirkan EP Perdana The Scent of Camellias

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:33 WIB

Pendaftaran Kompetisi Seni FINNA Art of the Year 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:37 WIB

Swag Event 103: Panggung Musik yang Meriah di Kala di Kalijaga

Berita Terbaru