Jakarta – Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mulanya ditemukan di Jawa Timur kita telah menyebar hingga ke Aceh. Bupati Aceh Tamiang, Mursil mengatakan, Aceh memiliki sebanyak 44.495 populasi sapi dimana 2.555 ekor sapi di antaranya terinfeksi PMK dan 13 ekor mati.
Bupati Mursil mengatakan, saat ini wabah tersebut sudah ditangani dengan baik dan terkendali sehingga masyarakat dihimbau tidak panik.
“Penyakit ini penyebarannya cepat namun diharapkan masyarakat tenang, tidak panik, penyakit ini bisa ditangani,” tuturnya di Aceh, Kamis (12/05/2022).
“Alhamdulillah, semua stakeholder terlibat langsung untuk menanggulangi wabah ini. Mulai Pak Mentan (Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo), Dinas Peternakan Propinsi, Pemkab Aceh Tamiang sangat serius dalam penanganan wabah ini,” tambahnya.
Para peternak yang sapinya terinfeksi dan mati, diimbau untuk segera menangani dengan baik sesuai standart yang telah ditentukan agar tidak menyebabkan penyebaran wabah PMK lebih luas lagi.

Selain itu, Bupati Mursil juga menegaskan bahwa untuk memutus rantai penyebaran, Pemkab Aceh Tamiang, menerapkan langkah lokalisasi.
“Lokalisasi atau lockdown menjadi pilihan saat ini. Sapi-sapi dari Aceh Tamiang tidak boleh keluar dan sapi dari luar tidak boleh masuk ke sini. Demi kepentingan bersama,” tegasnya.
Bupati Mursil juga mengapresiasi jajaran Kementan yang tanggap dan cepat dalam penanggulangan wabah PMK sehingga tidak berdampak secara luas di masyarakat.
“Pak Mentan datang langsung ke Aceh Tamiang. Ini bukti keseriusan beliau untuk memastikan wabah ini tertangani dengan baik secara komprehensif,” tandasnya. []