Mengenal Virus Corona Baru “Omicron” Asal Afrika dan Kemungkinan Vaksin Booster

- Editor

Sabtu, 27 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi virus corona covid-19. (FOto:Pelopor.id/Pixabay/TheDigitalArtist)

Ilustrasi virus corona covid-19. (FOto:Pelopor.id/Pixabay/TheDigitalArtist)

Pelopor.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut varian baru virus corona B.1.1.529 yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dengan nama “Omicron” serta menetapkannya sebagai variant of concern (VOC).

“Varian ini memiliki jumlah mutasi yang besar. Dan yang dikhawatirkan adalah, ketika varian memiliki banyak mutasi itu dapat berpengaruh pada cara virus berperilaku,” tutur Kepala Penasihat Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove Kerkhove lewat video yang diunggah Twitter resmi WHO, Jumat (26/11/2021).

Varian Omicron menarik perhatian lantaran memiliki lebih dari 30 mutasi protein lonjakan yang digunakan virus untuk masuk ke sel manusia. Itu artinya, sekitar dua kali lipat jumlah varian Delta, dan membuat varian Omicron secara substansial berbeda dari virus Corona asli yang dirancang untuk dilawan oleh vaksin Covid-19 saat ini.

Baca juga :

Beberapa mutasi menurut Ilmuwan Afrika Selatan, terkait dengan resistensi terhadap antibodi penetralisir dan peningkatan penularan, tetapi yang lain tidak dipahami dengan baik, sehingga signifikansi penuhnya belum jelas.

Kepala Penasihat Medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris, Dokter Susan Hopkins mengatakan, Omicron adalah beberapa mutasi yang belum pernah terlihat sebelumnya. Sehingga tidak diketahui bagaimana mereka akan berinteraksi dengan yang lain. Itu, menjadikannya varian paling kompleks yang terlihat sejauh ini.

Omicron, pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan sejak itu terdeteksi di Belgia, Israel, Botswana, dan Hong Kong. Khawatir akan varian baru tersebut, maka sejak Kamis (25/11/2021) beberapa negara telah melarang perjalanan dari beberapa negara Afrika, termasuk Afrika Selatan, Botswana, Zambia, dan Zimbabwe.

Deteksi awal Omicron

Pada Selasa (23/11/2021), ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi sejumlah kecil varian, yang disebut B.1.1529, dalam sampel penelitian dari tanggal 14 sampai 16 November 2021. Sehari berikutnya, para ilmuwan Afrika Selatan mengurutkan lebih banyak genom dan memberi tahu pemerintah bahwa mereka mengkhawatirkan varian tersebut. Para ilmuwan juga meminta WHO untuk mengadakan kelompok kerja teknisnya tentang evolusi virus pada hari Jumat (26/11/2021).

Baca Juga :   Sebanyak 160.000 Pekerja Migran Bakal Masuk Thailand Tanpa Karantina

Afrika Selatan, telah mengidentifikasi sekitar 100 kasus varian yang sebagian besar dari Gauteng, provinsi terpadatnya. Channel News Asia melaporkan, ilmuwan Afrika Selatan menyebut bahwa tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan virus itu telah menyebar dengan cepat di Gauteng dan mungkin sudah ada di delapan provinsi lainnya di negara itu.

Baca juga :

Tingkat infeksi harian negara itu hampir dua kali lipat pada Kamis. (25/11/2021) menjadi 2.465 kasus. Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan tidak mengaitkan lonjakan kasus tersebut dengan varian baru, meski ilmuwan lokal menduga itulah penyebabnya.

Adapun Botswana mendeteksi empat kasus yang berasal dari orang asing yang tiba dengan misi diplomatik dan telah meninggalkan negara itu. Lalu Hong Kong punya satu kasus pada pelancong dari Afrika Selatan, dan Israel satu kasus pada pelancong yang kembali dari Malawi.

Booster Vaksin untuk Omicron

Untuk melawan varian baru B.1.1.529 atau Omicron, perusahaan farmasi Amerika Serikat Moderna mengatakan akan mengembangkan vaksin booster. Sementara BioNTech, mengaku sedang mengumpulkan lebih banyak data untuk melihat efektivitas vaksin pada varian baru ini.

BioNTech kini sedang mengembangkan vaksin yang dapat menangkal berbagai varian bekerja sama dengan Pfizer. Untuk varian ini, mereka mengharapkan lebih banyak data dari tes laboratorium paling lambat dalam dua minggu silansit dari Reuters. []

Facebook Comments Box

Berita Terkait

BRAVE 2025 Siap Guncang Bintan dengan Rave Party Bertema Bioluminescence
WhatsApp, Google Maps dan X Bisa Digunakan Tanpa Internet
PGN Salurkan Gas Alam ke Cluster Mandar Bintaro
Pemerintah Perkuat Pengawasan Tanah yang Dikuasai Perusahaan Skala Besar
BNN Identifikasi dan Musnahkan 2 Ladang Ganja
Kebut Jargas Bintaro, PGN Aliri Gas Kebayoran Villas dan Terrace
Weak Hero Class 2 : Si Penyendiri Mulai Punya Teman
Andi Amran Copot Anak Buah Yang Terima Fee Proyek

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 16:12 WIB

Manjakani Persembahkan Album Self-Titled, Simfoni Kehidupan Sehari-Hari

Sabtu, 8 November 2025 - 15:39 WIB

Rocker Kasarunk Lepas Single Anyar Bertajuk Aku Sedang Tak Percaya Diri

Sabtu, 8 November 2025 - 15:10 WIB

Phoebe Paris Ungkap Romansa dan Kerinduan Lewat Lagu Wanna Just Be With You

Sabtu, 8 November 2025 - 03:19 WIB

Kolaborasi Musik Indonesia-Prancis, Suarajiwa Bakal Konser Keliling Jawa

Jumat, 7 November 2025 - 02:22 WIB

Wen & the Wknders Daftarkan 15 Lagu ke Sora Music Publisher

Kamis, 6 November 2025 - 19:23 WIB

COMA Baresto Jadi Saksi Kemenangan Basajan di Selector! Bersama Iga Massardi

Kamis, 6 November 2025 - 18:43 WIB

Sosila dan Dorrein Latuputty Tampil di Swag Event Episode 126 Blok M

Kamis, 6 November 2025 - 01:05 WIB

Main-Main di Cipete Vol. 33: Musik Jujur dari Yogie Semata dan Kawan-Kawan

Berita Terbaru