Pelopor.id | Jakarta – Sebagian besar penduduk pusat teknologi Tiongkok di Shenzhen melakukan penguncian akhir pekan pada Sabtu (03/09/2022) ketika pengujian Covid-19 massal dimulai di kota tersebut.
Penguncian, dan penangguhan layanan bus dan kereta bawah tanah, mulai berlaku dua hari setelah otoritas kota mengatakan desas-desus tentang penguncian didasarkan pada “salah tafsir” dari langkah-langkah pencegahan dan pengendalian Covid terbaru.
Penduduk di enam distrik yang merupakan mayoritas populasi kota akan diuji dua kali selama akhir pekan, membantu untuk “meminimalkan dampak pada kehidupan kerja masyarakat”, kata pemerintah kota dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.
“Pengguna internet setuju, meninggalkan komentar bahwa memperkuat pencegahan dan pengendalian epidemi pada akhir pekan di beberapa distrik di Shenzhen adalah cara tercepat dan paling efektif untuk memutus rantai penularan virus,” kata pernyataan itu.
Daerah-daerah di enam distrik utama yang telah diklasifikasikan sebagai “daerah berisiko tinggi” akan tetap dikunci selama tujuh hari, dengan kemungkinan perpanjangan jika lebih banyak kasus positif ditemukan, menurut tinjauan Reuters terhadap pengumuman otoritas distrik yang diterbitkan antara Kamis dan Sabtu.
Lin Hancheng, seorang pejabat kesehatan masyarakat Shenzhen, mengatakan pada konferensi pers pada hari Sabtu bahwa penduduk harus tetap di rumah sebanyak mungkin dan menghindari pertemuan. Dia tidak mengatakan berapa banyak orang yang terkena dampak pembatasan tersebut.
Satu orang dari setiap rumah tangga akan diizinkan keluar dari kompleks mereka sekali selama dua hari untuk membeli makanan, obat-obatan dan kebutuhan, kata pihak berwenang di enam distrik.
Pembatasan tersebut mengikuti laporan media pemerintah pada Kamis mengutip otoritas kesehatan kota yang mengatakan pengumuman langkah-langkah Covid-19 baru telah “disalahartikan” sebagai penguncian, menyerukan penduduk untuk “bekerja dan hidup tanpa khawatir”.[]