Pelopor.id | Jakarta – Kreditur Thai Airways International (THAI) menyetujui rencana rehabilitasi baru, yang disebut maskapai sebagai langkah besar dalam penerbangannya kembali ke pemulihan penuh.
Dalam sebuah pernyataan kepada Bursa Efek Thailand, THAI mengatakan bahwa kreditur yang berpartisipasi yang memegang 78,59% dari total utang perusahaan memilih rencana tersebut, yang awalnya diajukan pada 1 Juli.
Maskapai menyebutkan, rapat kreditur dilakukan secara online oleh Penerima Resmi atau Official Receiver. Hasilnya kini akan ditinjau oleh Pengadilan Kepailitan Pusat, yang telah menjadwalkan sidang pada 14 September.
“Ini adalah langkah signifikan dalam meletakkan dasar bagi pertumbuhan THAI dan kemampuan menghasilkan keuntungan di masa depan untuk mempertahankan THAI sebagai maskapai nasional untuk mendukung dan mempromosikan pemulihan ekonomi dan masyarakat Thailand,” kata pihak THAI seperti dikutip dari Bangkok Post.
Rencana amandemen yang diajukan ke Pengadilan Kepailitan Pusat pada bulan Juli termasuk rencana untuk meminjam 12,5 miliar baht selama enam tahun, dan 12,5 miliar lagi dalam jangka pendek.
Ini juga menyerukan pertukaran utang-untuk-ekuitas dengan total 37 miliar baht, atau sekitar 25% dari utangnya yang lebih dari 100 miliar baht.
Ketua Panel THAI Piyasvasti Amranand, yang mengawasi rencana utang yang dipantau pengadilan, mengatakan pada 1 Juli bahwa versi yang diubah diperlukan setelah maskapai melaporkan pemulihan yang lebih baik dari perkiraan dari krisis keuangan.
Dalam rencana sebelumnya, THAI diprediksi akan menghadapi defisit kas sebesar 50 miliar baht dan karena itu berencana meminjam 25 miliar dari pemberi pinjaman milik negara dan sisanya dari lembaga keuangan swasta.
Namun, karena maskapai menyadari akan sulit untuk berhasil mendapatkan jumlah pinjaman penuh yang diperlukan, pertama-tama mereka mencoba mencari lebih banyak uang dengan menjual sejumlah aset dan pesawat tua, yang telah menghasilkan lebih dari 9 miliar baht.[]