Pelopor.id | Jakarta – Thai Airways International Plc (THAI) akan melanjutkan posisinya sebagai salah satu dari sepuluh maskapai penerbangan teratas dunia, setelah selesainya proses rehabilitasi.
Maskapai ini telah berencana menjalin kemitraan strategis dengan berbagai perusahaan swasta, termasuk konglomerat energi terbesar di Thailand PTT Plc, sebagai bagian dari skema rehabilitasi bisnisnya.
Nantinya, Thai Airways akan meminta kreditur untuk menyetujui rencana rehabilitasi yang direvisi, yang merupakan tahap penting untuk pemulihan keuangan maskapai.
“Kemungkinan tidak ada masalah (untuk persetujuan rencana). Rencananya adalah cara untuk merehabilitasi status keuangan perusahaan dan menguntungkan para kreditur,” kata ketua komite THAI Piyasvasti Amranand, yang mengawasi rencana rehabilitasi maskapai.
Piyasvasti mengatakan kepada Bangkok Post bahwa THAI telah tergelincir menjadi salah satu dari 30 maskapai penerbangan top dunia saat memasuki proses rehabilitasi. Ini semua terjadi di tengah berlarut-larutnya pandemi Covid-19 yang berdampak cukup besar terhadap bisnis maskapai penerbangan global.
Dia mengakui bahwa memasuki proses rehabilitasi pengadilan telah mempengaruhi operasi dan layanan maskapai, sehingga ulasan negatif dari penumpang tentang maskapai.
Misalnya, perusahaan tidak dapat mengembalikan tiket penumpang setelah penerbangannya tidak dapat beroperasi selama pandemi karena kondisi terbatas dalam proses rehabilitasi utang.
Namun, perusahaan telah melihat bisnis meningkat secara signifikan, berkat kedatangan wisatawan yang meningkat dan pengurangan biaya karena restrukturisasi bisnis.
Piyasvasti mengatakan operator telah berubah dari kerugian 9 miliar baht laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) pada kuartal kedua tahun 2021, menjadi keuntungan 168 juta baht pada periode yang sama tahun ini. Perbaikan terus-menerus juga terlihat pada bulan Juli dan Agustus.[]