Pelopor.id | Jakarta – Tiongkok melakukan penguncian atau lockdown di daerah sekitar ibu kotanya mulai Selasa (30/08/2022) untuk menahan Covid-19, menjelang pertemuan kunci Partai Komunis yang berkuasa tahun ini.
Beijing telah menggandakan kebijakan menjelang Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis, yang diprediksi akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan.
Penanganan pandemi secara luas dipandang sebagai pusat warisan politik Presiden Xi Jinping, yang akan dilantik untuk masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pertemuan tersebut.
“Tetapi situasi Covid yang sebenarnya di Tiongkok mungkin memburuk, karena Omicron sekali lagi menyebar ke kota-kota besar”, analis Nomura Ting Lu memperingatkan dalam sebuah catatan penelitian, seperti dikutip dari AFP.
Disebutkan, hampir empat juta orang di provinsi Hebei, yang mengelilingi Beijing, diperintahkan tetap tinggal di rumah sampai akhir pekan. Kemudian lebih dari 13 juta orang di kota pelabuhan tetangga Tianjin harus menjalani tes massal mulai pukul 6 pagi (2200 GMT), setelah muncul laporan 51 kasus.
Chengdu, kota terbesar di Tiongkok barat, juga mengalami pembatasan perjalanan yang ketat.
Dan di pusat teknologi selatan Shenzhen, dua distrik berada di bawah penguncian sebagian, sementara pasar elektronik terbesar di dunia di Huaqiangbei telah ditutup, meskipun hanya 35 kasus harian yang dilaporkan di kota berpenduduk lebih dari 18 juta.
Di Futian, di mana pemerintah kota berada, bioskop, bar karaoke, dan taman ditutup hingga Jumat dan acara publik besar telah dibatalkan.
Para pejabat juga menutup lingkungan Wanxia di pinggiran kota, yang menawarkan perumahan terjangkau untuk pengemudi pengiriman dan pekerja migran, meskipun tidak ada kasus yang dilaporkan di sana.
Tiongkok adalah satu-satunya ekonomi global utama yang berpegang pada kebijakan nol-Covid dan penguncian. Pembatasan perjalanan dan pengujian massal pun telah mengganggu bisnis dan menghambat pertumbuhan. []