Iran Tolak Klaim AS Tentang Plot Pembunuhan John Bolton

- Editor

Jumat, 12 Agustus 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani. (Foto: Pelopor.id/Ist)

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani. (Foto: Pelopor.id/Ist)

Pelopor.id | Jakarta – Iran menolak sebagai “fiksi” tuduhan Amerika Serikat (AS) bahwa pihaknya telah merencanakan pembunuhan mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton, sebagai pembalasan atas pembunuhan salah satu komandan utamanya.

Klaim AS datang pada saat pembahasan genting tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir antara Iran dan negara-negara besar yang telah ditinggalkan Washington pada 2018, namun mengatakan ingin bergabung kembali, dengan Iran sekarang mempertimbangkan apa yang disebut mediator Uni Eropa sebagai teks “final”.

“Departemen Kehakiman AS telah membuat tuduhan tanpa memberikan bukti yang sah, menciptakan karya fiksi baru,” kata juru bicara kementerian luar negeri Iran Nasser Kanani seperti dikutip dari AFP.

“Kali ini mereka datang dengan plot yang melibatkan individu seperti Bolton yang karir politiknya telah gagal,” ejeknya.

Sebelumnya pada Rabu, Departemen Kehakiman AS mengumumkan telah menghentikan rencana oleh anggota Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) Iran untuk membunuh Bolton, menawarkan orang tak dikenal di dalam AS bayaran USD 300.000 untuk melaksanakan pekerjaan itu.

Departemen Kehakiman AS menduga rencana itu kemungkinan ditetapkan sebagai pembalasan atas pembunuhan AS atas komandan Pengawal Qasem Soleimani di Irak pada Januari 2020.

Namun, dokumen pengadilan menunjukkan FBI membiarkan rencana itu terus mengumpulkan informasi tentang dalang Shahram Poursafi, seorang anggota pasukan elit Quds IRGC, dan tentang rencana Iran yang lebih luas, termasuk rencana lain untuk membunuh seorang mantan pejabat AS yang bahkan lebih menonjol, yang disebut-sebut adalah mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Poursafi, yang diyakini masih berada di Iran, didakwa oleh Departemen Kehakiman AS dengan dua tuduhan terkait merencanakan pembunuhan.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Uni Eropa Sepakati Aturan Baru Bagi Raksasa Teknologi

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:33 WIB

Pendaftaran Kompetisi Seni FINNA Art of the Year 2025 Resmi Dibuka

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 19:18 WIB

Mahkamah Konstitusi Terima Perbaikan Permohonan Uji Materi UU Hak Cipta dari VISI

Kamis, 8 Mei 2025 - 18:06 WIB

Hadir Sebagai Solois, Jack Andie Rilis Single Jangan Menangis

Kamis, 8 Mei 2025 - 00:32 WIB

Unit Pop Alternatif, Lomba Sihir Rilis Album Kedua Berjudul Obrolan Jam 3 Pagi

Rabu, 7 Mei 2025 - 23:35 WIB

Solois Asal Surabaya, Ardhita Rilis Single Debut Bertajuk Stupidly

Berita Terbaru

Penyanyi solo, AMIS. (Foto: Istimewa)

Musik

AMIS, Generasi Baru Iwan Fals Rilis Single Local Wisdumb

Minggu, 11 Mei 2025 - 23:12 WIB

Grup duo folk, Daun Jatuh. (Foto: Istimewa)

Musik

Daun Jatuh Hadirkan Versi Baru Lagu Dewi

Jumat, 9 Mei 2025 - 23:28 WIB

Poster promosi Djakarta Warehouse Project 2025 (DWP25). (Foto: IStimewa)

Musik

Djakarta Warehouse Project 2025 Bakal Digelar di Bali

Kamis, 8 Mei 2025 - 20:10 WIB