Pelopor.id | Jakarta – Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah pada Rabu (10/08/2022) menyatakan ingin akhir yang jelas dalam proses perdamaian Myanmar dan menganjurkan keterlibatan langsung oleh negara-negara Asean.
Pernyataan Abdullah tentang proses perdamaian yang bermasalah itu telah membuat marah junta, juga mengatakan utusan khusus Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean) Myanmar harus memiliki masa jabatan lebih dari satu tahun agar lebih efektif.
Myanmar telah terperangkap dalam spiral kekerasan sejak militer merebut kekuasaan tahun lalu dan mengakhiri satu dekade demokrasi tentatif, memicu reaksi protes, pemogokan dan perlawanan bersenjata yang dihadapi para jenderal dengan kekuatan mematikan.
Negara-negara Asean, yang memiliki kode non-intervensi, kehilangan kesabaran dengan junta atas kegagalannya untuk mengikuti rencana yang mencakup dialog multi-partai, akses bantuan kemanusiaan dan penghentian permusuhan.
Dia juga menegaskan bahwa sangat penting anggota ASEAN secara moral mendukung rakyat Myanmar dan terlibat dengan kelompok oposisi yang dibentuk setelah kudeta, termasuk pemerintah bayangan yang dilarang oleh junta.
“Sekarang ini sepihak, kami hanya melibatkan junta,” katanya seperti dikutip dari Reuters.
Militer telah dibanjiri kecaman internasional setelah baru-baru ini mengeksekusi empat aktivis politik yang terkait dengan gerakan perlawanan. Ia telah membela eksekusi sebagai sah dan perlu.
Abdullah mengatakan para menteri luar negeri Asean pekan lalu membahas kemungkinan mencari dukungan dari negara pihak ketiga untuk membantu proses perdamaian yang dipimpin Asean, yang merupakan satu-satunya proses diplomatik yang dimainkan. []