Pelopor.id | Jakarta – India diproyeksi mampu menjadi negara dengan ekonomi terkuat di Asia pada 2022-2023. Ekonom Morgan Stanley menilai, India memiliki posisi terbaik untuk menghasilkan permintaan domestik yang kuat, didukung reformasi kebijakan ekonomi, tenaga kerja muda dan investasi bisnis.
Prediksi ini muncul ketika ekonomi India tumbuh 9,2 persen pada tahun fiskal 2022, menukik tajam dari kontraksi 6,6 persen pada tahun sebelumnya akibat pandemi. Saat ini, India mengharapkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk 2022-2023 akan mencapai 8 persen-8,5 persen.
“Pajak perusahaan yang lebih rendah, skema insentif terkait produksi (PLI) dan India sebagai penerima manfaat potensial dari diversifikasi rantai pasokan akan mengkatalisasi dan mempertahankan permintaan domestik, terutama dalam investasi,” kata para ekonom seperti dikutip dari Channelnewsasia.com.
Sebelumnya pada 2019, India telah memotong tarif pajak perusahaan untuk mendorong produsen dan menyalakan kembali investasi swasta, yang disusul skema PLI pada tahun berikutnya untuk membantu manufaktur domestik India.
Morgan Stanley melihat risiko yang terkait dengan harga energi yang lebih tinggi, didorong oleh perang Rusia-Ukraina dan kendala pasokan tetap ada, namun terlihat sudah mulai surut.
Sementara India, seperti negara-negara lainnya, menaikkan suku bunga untuk mengatasi lonjakan inflasi, Morgan Stanley mengatakan anggaran negara itu sebesar 39,45 triliun rupee atau sekitar USD 529,7 miliar untuk tahun fiskal saat ini, terus condong untuk mengangkat investasi publik.
Morgan Stanley memperkirakan konsumsi domestik meningkat dan ekspor jasa bertahan lebih baik dibanding ekspor barang.[]