Pelopor.id | Jakarta – Sanya, kota liburan pantai Tiongkok selatan, memberlakukan penguncian atau lockdown pada hari Sabtu (06/08/2022) dan menutup sistem transportasi umum untuk mencoba menghentikan wabah Covid-19 selama musim puncak turis.
Pihak berwenang mengatakan situasi Covid sangat parah dan pergerakan orang dibatasi mulai pukul 6 pagi. Namun, mereka tidak mengatakan kapan tindakan itu akan dicabut.
“Kami mendesak masyarakat umum dan wisatawan untuk memahami dan memberikan dukungan mereka,” kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan di akun WeChat pemerintah kota.
Kota di pulau Hainan melaporkan 263 kasus Covid pada hari Jumat. Pihak berwenang mengatakan mereka telah mendeteksi subvarian Omicron BA.5.1.3.
Lockdown terjadi di musim turis yang tinggi di kota itu, yang juga dikenal dengan belanja bebas bea dan merupakan rumah bagi sejumlah hotel kelas atas yang dijalankan oleh perusahaan internasional termasuk IHG dan Marriott International.
Wakil Wali Kota He Shigang mengatakan kepada penyiar CCTV bahwa ada sekitar 80.000 turis di kota itu, namun kasus-kasus itu sebagian besar terjadi di kalangan penduduk.
Orang-orang masih diizinkan meninggalkan Sanya, namun harus menunjukkan dua tes PCR negatif yang diambil dalam waktu 48 jam untuk melakukannya. Beberapa turis melampiaskan kekesalan mereka lewat media sosial.
“Pesawat saya seharusnya berangkat jam 9 pagi ini tetapi mereka tiba-tiba mengunci kota. Saya harus kembali ke rumah untuk mulai bekerja,” kata salah satu pengguna platform Weibo.
Kota itu mulai memberlakukan tindakan penguncian di sejumlah tempat pada hari Kamis. Lebih banyak tempat, termasuk mal bebas bea yang populer di kalangan pembeli Tiongkok yang tidak dapat bepergian ke luar negeri, ditutup pada hari Jumat.
Tiongkok melaporkan 704 kasus Covid baru dalam 24 jam hingga Jumat tengah malam, di mana 361 di antaranya menunjukkan gejala dan 343 tidak menunjukkan gejala, menurut data Komisi Kesehatan Nasional pada Sabtu.[]