Pelopor.id | Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam Amnesty International setelah menuduh pasukannya melanggar hukum internasional dan membahayakan warga sipil dalam pertahanan mereka melawan invasi Rusia.
Teguran tajam datang ketika tiga kapal lagi yang memuat lebih dari 58.000 ton biji-bijian Ukraina akan berangkat dari pelabuhan Laut Hitam pada Jumat (05/08/2022) di bawah kesepakatan baru-baru ini antara Moskow dan Kyiv yang bertujuan mengurangi kekurangan pangan global.
Dalam sebuah laporan pada hari Kamis, Amnesty mencatat insiden di 19 kota besar dan kecil di mana pasukan Ukraina tampaknya telah membahayakan warga sipil dengan mendirikan pangkalan di daerah perumahan, temuan Zelensky disamakan dengan menyalahkan korban dalam pidato malamnya.
Kelompok hak asasi, katanya, telah berusaha menawarkan “amnesti (kepada) negara teroris dan mengalihkan tanggung jawab dari penyerang kepada korban”.
“Tidak ada syarat, bahkan secara hipotetis, di mana setiap serangan Rusia di Ukraina dibenarkan. Agresi terhadap negara kita tidak beralasan, invasif dan teroris,” tambahnya seperti dikutip dari AFP.
Setelah penyelidikan empat bulan, Amnesty mengatakan telah menemukan bahwa militer Ukraina telah mendirikan pangkalan di sekolah dan rumah sakit, dan melancarkan serangan dari daerah berpenduduk, menyatakan bahwa taktik tersebut melanggar hukum humaniter internasional.
Pada hari Kamis, pemboman Rusia menargetkan beberapa kota dan desa, termasuk Mykolaiv di selatan, di mana bangunan tempat tinggal rusak di dua lingkungan, menurut wali kota.
Delapan orang tewas dan empat luka-luka pada hari Kamis oleh serangan Rusia yang menghantam halte bus di Toretsk, dekat garis depan timur, menurut gubernur regional.[]