Pelopor.id | Jakarta – Produsen bir terbesar kedua di dunia, Heineken NV, pada semester pertama tahun ini berhasil mencetak pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan, seiring dengan tingginya pembelian konsumen di tengah jeratan inflasi.
Melansir Reuters, laba operasi Heineken tercatat naik 24,6% menjadi 2,16 miliar euro atau sekitar USD 2,21 miliar. Pencapaian itu lebih tinggi dengan konsensus kenaikan 17% di perusahaan polling yang dikompilasi.
Heineken melaporkan kenaikan 7,6% dalam volume bir, dengan percepatan pada kuartal kedua dan ekspansi di semua wilayah, terutama Asia Pasifik yang pulih dari penguncian atau lockdown Covid-19, serta Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang solid, di mana konsumen lebih banyak meminum bir di bar atau restoran.
Namun, Heineken mengesampingkan target marginnya untuk tahun depan lantaran adanya lonjakan biaya. Ekspektasi pasar sebelum awal pekan ini adalah margin 16% di 2023, tingkat yang sama dengan yang dicapai pada semester pertama tahun ini.
Sebelumnya, Heineken menetapkan target pertumbuhan margin operasinya menjadi 17% pada tahun 2023, namun perusahaan tersebut ragu target bisa tercapai akibat ketidakpastian ekonomi dan biaya input yang meningkat signifikan.
Heineken pun merevisi proyeksinya bahwa margin akan stabil atau sedikit meningkat tahun ini. Sedangkan untuk tahun depan, disebutkan bahwa tujuan utama perusahaan saat ini adalah untuk meningkatkan persentase satu digit menengah hingga tinggi dalam laba operasi itu sendiri.[]