Pelopor.id | Jakarta – International Monetary Fund (IMF) menilai, ekonomi Rusia tampaknya dapat mengatasi badai lebih baik dari yang diperkirakan, meski terpukul sanksi-sanksi Barat setelah invasi ke Ukraina. Menurut IMF, Rusia mendapat manfaat dari harga energi yang tinggi.
Sanksi itu dimaksudkan untuk memutuskan Rusia dari sistem keuangan global dan menghentikan dana yang tersedia untuk Moskow untuk membiayai perang.
Namun, Outlook Ekonomi Dunia terbaru IMF meningkatkan perkiraan PDB Rusia untuk tahun ini dengan 2,5 poin persentase yang luar biasa, meskipun ekonominya masih diperkirakan akan berkontraksi sebesar enam persen.
“Itu masih merupakan resesi yang cukup besar di Rusia pada 2022,” kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, seperti dikutip dari AFP.
Menurutnya, alasan utama bahwa penurunan tidak seburuk yang diharapkan adalah bahwa bank sentral Rusia dan pembuat kebijakan Rusia telah mampu mencegah kepanikan perbankan atau krisis keuangan ketika sanksi pertama kali dijatuhkan.
Sementara itu, kenaikan harga energi memberikan sejumlah besar pendapatan bagi perekonomian Rusia.
Setelah memulai tahun di bawah USD 80 per barel, harga minyak melonjak menjadi hampir USD 129 pada bulan Maret sebelum turun kembali ke bawah USD 105 pada Selasa (26/07/2022) untuk Brent, patokan utama Eropa, sementara harga gas alam naik lagi dan mendekati puncaknya baru-baru ini.
Sementara ekonomi utama termasuk Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok melambat, laporan itu mengatakan, ekonomi Rusia diperkirakan mengalami kontraksi selama kuartal kedua kurang dari yang diproyeksikan sebelumnya, dengan ekspor minyak mentah dan non-energi bertahan lebih baik dari yang diharapkan.
Terlepas dari sanksi, permintaan domestik Rusia juga menunjukkan ketahanan karena dukungan pemerintah.[]