Pelopor.id | Jakarta – Jepang mencantumkan Tiongkok, Rusia dan Korea Utara sebagai masalah keamanan utama dalam buku putih pertahanan barunya. Selain itu, pemerintah Jepang juga menetapkan tahapan baru untuk meninjau kembali kemungkinan akuisisi rudal serang jarak jauh, serta meningkatkan kemampuan pertahanan dunia maya dan kendali yang lebih ketat atas akses teknologi.
“Persaingan politik, ekonomi, dan militer antar negara adalah jelas, dan tantangan yang ditimbulkan terhadap tatanan internasional adalah masalah global,” ungkap buku putih pertahanan Jepang, seperti dikutip Reuters.
Buku putih pertahanan Jepang tahun ini juga secara khusus menggambarkan serangan Rusia ke Ukraina sebagai pelanggaran yang serius terhadap hukum internasional. Jepang menilai, aksi Rusia ini bisa menginspirasi negara lain untuk melakukan hal yang sama.
Buku putih yang disetujui oleh pemerintah Perdana Menteri Fumio Kishida ini pun turut mengidentifikasi Tiongkok, Rusia dan Korea Utara sebagai masalah keamanan utamanya. Ketiganya memang kerap membuat ulah, mulai dari pelanggaran batas wilayah hingga aktivitas militer lainnya.
Saat ini, pemerintah Jepang berharap bisa mendapatkan dukungan publik yang besar terkait peningkatan anggaran pertahanan. Sebagian besar orang Jepang tampaknya memiliki keprihatinan yang sama dengan pemerintah terkait masalah tersebut.
Partai Demokrat Liberal yang berkuasa pun telah berjanji akan menggandakan pengeluaran militer menjadi 2% dari produk domestik bruto (PDB). Tampaknya, harapan itu akan terwujud mengingat mereka memperoleh banyak kursi dalam pemilihan nasional untuk anggota parlemen majelis tinggi bulan ini.
Angka 2% dari PDB akan membuat Jepang menjadi negara dengan anggaran pertahanan tertinggi ketiga dunia, setelah AS dan Tiongkok.[]












