Pelopor.id | Jakarta – Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) menaikkan suku bunga deposito acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 0% dan menjadi kenaikan suku bunga pertama ECB dalam 11 tahun.
Kenaikan ini lebih tinggi dari rencana ECB untuk mengerek suku bunga 25 bps. ECB pun bergabung dengan sejumlah bank sentral global dalam mendongkrak biaya pinjaman.
Tak hanya itu, ECB juga setuju memberikan bantuan ekstra bagi negara-negara debitur besar Zona Euro, seperti Italia dengan skema pembelian obligasi baru. Sumber Reuters mengatakan bahwa mereka tidak berharap untuk menggunakannya dalam waktu dekat meskipun ada aksi jual obligasi Italia.
Mengakhiri percobaan delapan tahun dengan suku bunga negatif, ECB juga menaikkan suku bunga refinancing utamanya menjadi 0,50%. ECB menjanjikan kenaikan lagi, kemungkinan tak lama setelah pertemuan 8 September.
Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan, tekanan harga makin berdampak luas ke berbagai sektor. ECB memperkirakan inflasi masih akan melonjak lebih tinggi melampaui prediksi untuk beberapa waktu ke depan.
“Kami memutuskan bahwa tepat untuk mengambil langkah yang lebih besar menuju keluar dari suku bunga negatif,” ungkap Lagarde seperti dikutip dari Reuters.
Inflasi di 19 negara pengguna euro sudah mendekati wilayah dua digit, berisiko mengakar jauh di atas target 2% ECB. Kekurangan gas selama musim dingin yang akan datang kemungkinan akan mendongkrak harga, melanggengkan pertumbuhan harga yang cepat.
Lagarde memperingatkan bahwa risiko terhadap prospek inflasi masih tinggi dan telah meningkat, terutama akibat perang Rusia-Ukraina kemungkinan akan berlarut-larut.[]












