Jakarta | Qatar Airways membukukan rekor laba bersih USD 1,54 miliar untuk tahun keuangan 2021-2022, hasil yang dikaitkan dengan “strategi yang sukses” selama pandemi.
Angka itu 200% di atas laba historis tahunan tertinggi dan dicapai dengan pendapatan keseluruhan USD 14,4 miliar. Disebutkan juga bahwa pendapatan itu 2% lebih tinggi dari tahun keuangan penuh pra-Covid pada 2019-2020.
Sebelumnya pada September tahun lalu, Qatar Airways yang merupakan maskapai terbesar kedua di Timur Tengah setelah Emirates, melaporkan kerugian keseluruhan sebesar USD 4,1 miliar pada tahun keuangan 2020-2021.
Qatar Airways menyatakan pihaknya terus fokus pada kebutuhan pelanggan dan peluang pasar yang berkembang, serta efisiensi dan komitmen karyawannya di seluruh dunia.
“Keuntungan ini bukan hanya rekor untuk Qatar Airways Group, tetapi juga rekor di antara semua maskapai lain yang telah menerbitkan hasil keuangan untuk tahun keuangan ini di seluruh dunia,” kata pihak manajemen Qatar Airways seperti dilansir dari AFP.
Tak hanya laba, jumlah penumpang Qatar Airways pada 2021-2022 juga meningkat 218% secara year-on-year, menjadi 18,5 juta penumpang.
Dikatakan divisi kargonya tetap menjadi “pemain terkemuka di dunia”, dengan pertumbuhan pendapatan 25% dan angka yang sama untuk kapasitas kargo.
“Dengan latar belakang gangguan pandemi, Kargo Qatar Airways mengangkut lebih dari tiga juta ton angkutan udara dan mengamankan delapan persen pangsa pasar global,” ungkap maskapai itu.
Selama periode 2021-2022, Qatar Airways juga membuka sejumlah rute baru, antara lain untuk tujuan di seluruh Afrika, Asia, Eropa dan Timur Tengah, termasuk Abidjan di Pantai Gading, dan Almaty, Kazakhstan.[]