Pelopor.id | Jakarta – Allianz Asia Pasifik berharap mampu meningkatkan jumlah pelanggannya menjadi 18 juta pada tahun 2025, naik dari 11 juta saat ini. Salah satu upaya meraih target itu adalah dengan memperluas saluran distribusi dan memanfaatkan solusi digital untuk meningkatkan efisiensi layanannya.
Regional Chief Executive Allianz Asia Pacific Anusha Thavarajah mengatakan, industri asuransi Asia masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar karena tingkat penetrasi di kawasan tersebut masih rendah, terutama di Thailand yang hanya 4%.
Menurut Chief Executive Allianz Ayudhya Thomas Wilson, pihaknya berhasil meraih keuntungan lebih tinggi di Thailand daripada semua negara Asia lainnya, meskipun klaim asuransi Covid-19 mencapai 900 juta baht atau sekitar Rp 373,4 miliar. Jumlah ini hanya tertinggi ketujuh untuk total premi di Asia.
Untuk pasar regional, Allianz Asia Pasifik menargetkan bisa menjangkau 18 juta pelanggan di seluruh Asia pada tahun 2025. Untuk pasar Thailand, perusahaan menargetkan pertumbuhan volume bisnis baru 5-10% pada tahun 2022.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan ingin mengembangkan saluran distribusi dengan merekrut lebih dari 6.000 agen dan melatih mereka untuk mempromosikan produk asuransi yang sesuai kepada pelanggan, katanya seperti dikutip dari Bangkok Post.
Selain itu, Allianz juga akan berinvestasi dalam teknologi untuk mendigitalkan layanan sepenuhnya dari awal hingga akhir, memungkinkan lebih banyak pilihan bagi pelanggan. Teknologi lain direncanakan, seperti platform hidup sehat dan antarmuka elektronik untuk rumah sakit untuk memastikan pengajuan klaim yang efisien dan nyaman.
Di Asia, Allianz memiliki 11 juta nasabah di 15 negara, mempekerjakan 8.000 staf dan memiliki 100.000 agen sebagai saluran distribusi.[]