Kampanye yang Didukung AS Beri Rusia Akses ke VPN

- Editor

Senin, 4 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi virtual private networks (VPN). (Foto: Pelopor.id/Pixabay/StefanCoders)

Ilustrasi virtual private networks (VPN). (Foto: Pelopor.id/Pixabay/StefanCoders)

Jakarta | Sebuah kampanye yang didukung Amerika Serikat (AS) memberi Rusia akses ke perangkat lunak anti-sensor untuk menghindari tindakan keras Moskow terhadap perbedaan pendapat terhadap invasinya ke Ukraina.

Sejumlah kelompok yang terlibat mengatakan bahwa Rusia telah mengintensifkan pembatasan terhadap media independen sejak menyerang Ukraina pada Februari, dengan wartawan di bawah ancaman penuntutan akibat mengkritik invasi, atau bahkan menyebutnya sebagai perang.

Open Technology Fund (OTF) yang didukung AS membayarkan uang kepada segelintir perusahaan Amerika yang menyediakan jaringan pribadi virtual atau virtual private networks (VPN) gratis kepada jutaan orang Rusia, yang kemudian dapat menggunakannya untuk mengunjungi situs web yang diblokir oleh sensor.

Perangkat lunak VPN tradisional menciptakan apa yang secara efektif merupakan terowongan pribadi di internet untuk data, biasanya dienkripsi, agar aliran terlindungi dari pengintaian, dan penggunaannya telah berkembang pesat di Rusia sejak invasi.

“Alat kami terutama digunakan oleh orang-orang yang mencoba mengakses media independen, sehingga pendanaan oleh OTF sangat penting,” kata juru bicara Lantern, salah satu perusahaan yang terlibat, seperti dikutip dari AFP.

Perusahaan teknologi Psiphon dan nthLink juga telah menyediakan aplikasi anti-sensor yang canggih kepada orang-orang di Rusia, dengan OTF memperkirakan bahwa sekitar empat juta pengguna di Rusia telah menerima VPN dari perusahaan tersebut.

Psiphon melihat lonjakan besar dalam pengguna Rusia, yaitu dari sekitar 48.000 sehari sebelum invasi 24 Februari, menjadi lebih dari satu juta sehari pada pertengahan Maret, kata penasihat senior perusahaan Dirk Rodenburg.

Sementara beberapa pihak, seperti kepemimpinan Ukraina, telah menyerukan agar Rusia terputus dari internet, yang lain mencatat bahwa akses adalah kunci bagi kelompok oposisi.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Bitcoin dan Etherium Menguat, Investor Fokuskan Perhatian ke China

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 22:59 WIB

Rahayu Saraswati Serahkan Formulir Caketum TIDAR Periode 2025-2030

Senin, 21 April 2025 - 22:18 WIB

Bank DKI Ajak Publik Tunggu Hasil Forensik Digital Bareskrim Terkait Perkembangan Pemulihan Sistem

Sabtu, 19 April 2025 - 21:07 WIB

Banjir Dukungan Akar Rumput, Rahayu Saraswati Maju Kembali Jadi Caketum TIDAR

Sabtu, 19 April 2025 - 15:45 WIB

Dana Aman, Transaksi Non-tunai KJP Plus Lewat EDC Bank DKI Tetap Lancar

Jumat, 18 April 2025 - 20:40 WIB

Bank DKI Salurkan KJP Tahap I 2025 Bagi Penerima Baru Sebanyak 43.502 Siswa

Kamis, 17 April 2025 - 12:05 WIB

Tipe-X Umumkan Tur Konser untuk Rayakan 30 Tahun Perjalanan Bermusik

Kamis, 17 April 2025 - 11:31 WIB

Bank DKI Sampaikan Progres Perbaikan Sistem Layanan Transfer Antar-Bank

Selasa, 15 April 2025 - 00:32 WIB

Gubernur Pramono Dorong Transformasi Bank DKI

Berita Terbaru

Penyanyi solo, Marcello Tahitoe alias Ello. (Foto: Istimewa)

Musik

Penyanyi Solo, Ello Rilis Single Setunggal

Minggu, 20 Apr 2025 - 21:43 WIB