Jakarta | India melarang penggunaan sejumlah jenis plastik sekali pakai, dalam upaya untuk mengatasi limbah yang menyumbat sungai dan meracuni satwa liar. Namun, para ahli mengatakan aturan itu akan menghadapi tantangan berat dari produsen yang tidak siap dan konsumen yang tidak mau membayar lebih.
Melansir AFP, India tercatat menghasilkan sekitar empat juta ton sampah plastik per tahun, yang sepertiganya tidak didaur ulang dan berakhir di saluran air dan tempat pembuangan sampah yang sering terbakar dan memperburuk polusi udara.
Sapi liar yang mengunyah plastik adalah pemandangan umum di kota-kota India dan sebuah penelitian baru-baru ini menemukan jejak plastik di kotoran gajah di hutan utara negara bagian Uttarakhand.
Perkiraan bervariasi, namun sekitar setengahnya berasal dari barang-barang sekali pakai, dan larangan baru mencakup produksi, impor, dan penjualan benda-benda seperti sedotan dan cangkir yang terbuat dari plastik serta plastik bungkus rokok.
Meski demikian, saat ini pemerintah India masih memberlakukan pengecualian untuk produk seperti kantong plastik di bawah ketebalan tertentu dan yang disebut kemasan berlapis banyak.
Pihak berwenang telah berjanji akan menindak keras setelah larangan mulai berlaku. Sebelumnya, hal ini pertama kali diumumkan pada 2018 oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Inspektur akan menyebar mulai Jumat untuk memeriksa bahwa tidak ada pemasok atau distributor yang melanggar aturan dengan risiko denda maksimum 100.000 rupee (Rp 18,9 juta) atau hukuman penjara lima tahun.[]