Ratusan Negosiator Bertemu di Bonn Bahas Pemanasan Global

- Editor

Senin, 6 Juni 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi pemanasan global. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/TheDigitalArtist)

Ilustrasi pemanasan global. (Foto: Pelopor.id/Pixabay/TheDigitalArtist)

Jakarta | Negosiator dari hampir 200 negara akan bertemu di Bonn, Jerman, pada Senin (06/06/2022) untuk membahas tentang iklim sekaligus menyalakan kembali momentum mengatasi pemanasan global, lantaran invasi Rusia ke Ukraina membayangi ancaman peningkatan emisi.

Konferensi itu akan menyiapkan panggung untuk putaran baru pembicaraan besar PBB akhir tahun ini di Mesir.

Ini juga akan menjadi kesempatan untuk menguji tekad negara-negara yang menghadapi katalog krisis, termasuk meningkatnya dampak iklim, ketegangan geopolitik, pertumpahan darah di Ukraina dan ancaman krisis pangan global yang menghancurkan.

“Perubahan iklim bukanlah agenda yang dapat kami undur dari jadwal global kami,” kata ketua perubahan iklim PBB Patricia Espinosa seperti dikutip dari AFP.

Menurutnya, pertemuan COP27 PBB di Sharm el-Sheikh pada November nanti sangat penting, untuk menunjukkan negara-negara mengambil langkah-langkah yang berani dan konkret, didukung oleh rencana khusus, untuk menyampaikan ambisi iklim yang mendesak dan transformasional yang harus dilakukan sebelum terlambat.

Ringkasan laporan iklim penting tahun ini dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim menyimpulkan bahwa penundaan tindakan lebih lanjut akan menghilangkan kesempatan yang singkat untuk mengamankan masa depan yang layak huni dan berkelanjutan untuk semua.

Namun seiring berjalannya waktu, dunia tidak mungkin dapat memenuhi komitmen kesepakatan iklim Paris untuk membatasi pemanasan “jauh di bawah” 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

“Ada keterputusan antara bukti ilmiah dari krisis global yang sedang dibuat, yang berpotensi bergegas menuju dampak iklim yang tidak dapat dikelola, versus kurangnya tindakan,” kata direktur Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim Johan Rockstrom.

Dunia telah menghangat hampir 1,2 derajat Celcius sejauh ini, cukup untuk mengantarkan gelombang panas yang mematikan, banjir dan gelombang badai yang diperburuk oleh naiknya air laut.

Baca Juga :   Ferdinand Marcos Jr. Bakal Tingkatkan Hubungan dengan Tiongkok

“Ini adalah kekhawatiran yang mendalam,” ujar Rockstrom.[]

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Kecelakaan Kereta Mematikan di India Terkait Kegagalan Sistem Sinyal
Biden Optimis Bisa Sepakat dengan Republik untuk Menaikkan Batas Utang
Ford Pangkas 1.300 Pekerjaan di Inggris
Tesla Babak Belur di Wall Street
Pesan Natal, Paus Fransiskus Minta Perang Rusia-Ukraina Diakhiri
Rumah Mode Balenciaga Putus Hubungan dengan Kanye West

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:37 WIB

SaladKlab Gebrak Kancah Musik Elektronik Lewat EP No Wassap

Selasa, 17 Juni 2025 - 01:16 WIB

Inocent Purwanto Resmi Terjun ke Industri Musik Lewat Single Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih

Jumat, 13 Juni 2025 - 02:06 WIB

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Juni 2025 - 00:57 WIB

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Rabu, 11 Juni 2025 - 23:22 WIB

Bakal Konser di Sentul, Mariah Carey Siap Bawakan Hits Ikonik

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:44 WIB

Usung #MomentumLoDimulai, Kolektif Soundwich Resmi Diluncurkan

Rabu, 11 Juni 2025 - 21:03 WIB

Dari 2015 ke 2025, Bemby Gusti Hadirkan Evolusi Suara dalam Single Rayuan Nan Elok

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:42 WIB

Kay Sebastene Unjuk Keberanian untuk Jujur Lewat Single I’M NOT

Berita Terbaru

Poster konser Muse di Jakarta. (Foto: Instagram/muse)

Musik

Unit Rock, MUSE Bakal Gelar Konser di Jakarta

Jumat, 13 Jun 2025 - 02:06 WIB

Penyanyi solo, Meha. (Foto: Istimewa)

Musik

Meha Angkat Tema Ghosting di Single Ada Rasa

Jumat, 13 Jun 2025 - 00:57 WIB