Jakarta | Lima orang tewas dan 24 orang lainnya mengalami luka dalam dua penembakan massal pada akhir pekan di Amerika Serikat (AS). Peristiwa pertama terjadi pada Sabtu (04/06/2022) malam di Philadelphia, yang kemudian disusul kejadian Minggu (05/06/2022) pagi di Chattanooga, Tennessee.
Di Philadelphia, dua pria dan seorang wanita tewas ketika beberapa orang menembaki kerumunan di area kehidupan malam yang populer.
“Petugas mengamati beberapa penembak aktif menembak ke kerumunan ratusan orang menikmati South Street, seperti yang mereka lakukan setiap akhir pekan,” kata Inspektur Polisi D.F. Pace seperti dikutip dari AFP.
Sedangkan peristiwa di Chattanooga menewaskan dua orang dan membuat 14 orang tertembak.
Tak hanya itu, menurut kepala polisi Celeste Murphy, ada juga korban meninggal dan dua orang lainnya terluka akibat ditabrak kendaraan yang melarikan diri dari tempat kejadian.
Kekerasan senjata telah menjadi hampir biasa di AS, namun keterkejutan yang dirasakan atas penembakan massal baru-baru ini di sebuah toko kelontong di Buffalo, New York dan sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas telah memicu seruan untuk bertindak.
Presiden AS Joe Biden pekan lalu menyerukan undang-undang kontrol senjata baru, dan pada hari Minggu ia memperbarui seruannya untuk pembatasan senapan semi-otomatis.
“Jika kita tidak bisa melarang senjata serbu sebagaimana mestinya, kita setidaknya harus menaikkan usia untuk membeli senjata serbu menjadi 21,” tulisnya di Twitter.
Jajak pendapat CBS News/YouGov yang diterbitkan Minggu menunjukkan 62% orang Amerika mendukung larangan nasional atas senapan semi-otomatis. Dukungan bahkan lebih tinggi untuk pemeriksaan latar belakang pada semua pembeli senjata (81%) dan undang-undang “bendera merah” (72%).
Kekerasan senjata AS telah menewaskan 18.574 orang sejauh ini pada tahun 2022, termasuk hampir 10.300 kasus bunuh diri, menurut Arsip Kekerasan Senjata, yang melacak penembakan secara nasional.[]