Jakarta | Grup K-Pop BTS menghadiri undangan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih pada Selasa (31/05/2022). BTS memanfaatkan pertemuan itu untuk menyatakan kekecewaannya terkait isu kejahatan rasial anti-Asia di AS yang meningkat drastis sejak pandemi Covid-19.
“Tidak salah menjadi berbeda. Saya pikir kesetaraan dimulai ketika kita terbuka dan merangkul semua perbedaan kita,” ujar Suga, salah satu anggota BTS yang dikutip dari AFP.
Gedung Putih mengatakan bahwa Biden mengeluarkan undangan untuk membahas perlunya bersatu dalam solidaritas, inklusi dan representasi Asia, dan menangani kejahatan kebencian dan diskriminasi anti-Asia, yang telah menjadi masalah yang lebih menonjol dalam beberapa tahun terakhir.
Sentimen dan kekerasan anti-Asia di AS telah tumbuh selama pandemi, dalam tren yang banyak disalahkan sebagai dampak dari pandemi.
Pendahulu Biden, Donald Trump, sering menyalahkan pandemi, yang berasal dari wabah di Wuhan, sebagai “virus China” dan juga mengejek virus mematikan itu sebagai “kung flu.”
Mengenakan setelan jas gelap dan dasi dengan kemeja putih, BTS datang ke Gedung Putih dengan pesan serius.
Gedung Putih memuji BTS sebagai duta muda yang menyebarkan pesan harapan dan kepositifan di seluruh dunia. Anggota BTS yang semuanya berusia 20-an, telah menyuarakan generasi yang nyaman dengan fluiditas gender.
Mereka dikreditkan dengan menghasilkan miliaran untuk ekonomi Korea Selatan, dan label mereka menikmati lonjakan keuntungan meskipun mengadakan lebih sedikit konser selama pandemi.
Sementara Biden, yang berusia 79 tahun adalah orang tertua yang menjadi presiden, memang sering menghubungi selebriti muda dan influencer media sosial untuk mencoba menyuntikkan pesona ke dalam pesan timnya tentang masalah sosial dan kesehatan.
Sebelumnya, Biden juga pernah menggandeng penyanyi pop Olivia Rodrigo dan Jonas Brothers dalam kampanye untuk membujuk anak muda Amerika agar mendapatkan vaksin Covid-19.[]