Jakarta | Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan lebih banyak negara untuk bergabung dalam upaya internasional untuk mengisolasi Rusia, dengan mengatakan Presiden Vladimir Putin tidak boleh membiarkan kemenangan di Ukraina yang dapat mendorong penghasut perang lainnya.
Permohonan Scholz datang ketika Uni Eropa (UE) berjuang mempertahankan front persatuan dalam pembicaraan mengenai sanksi lebih lanjut terhadap Rusia, dan banyak kekuatan baru di Asia, Afrika dan Amerika Selatan menunjukkan sedikit kesiapan untuk mengkritik atau bahkan menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina.
“Putin ingin kembali ke tatanan dunia di mana yang lebih kuat mendikte apa yang benar; di mana tidak semua orang berhak atas kebebasan, kedaulatan dan penentuan nasib sendiri. Ini adalah imperialisme,” kata Scholz dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kamis (26/05/2022).
Dalam pidatonya, Scholz juga mengatakan bahwa invasi Rusia tidak hanya mengancam keberadaan Ukraina, tetapi juga merusak tatanan internasional dari kerja sama berbasis aturan yang telah membatasi konflik militer skala besar dalam beberapa dekade terakhir.
Melansir Bloomberg, Scholz juga menyoroti beberapa keputusan bersejarah Jerman yang dipicu oleh perang, termasuk dorongan untuk mengurangi ketergantungan pada impor energi Rusia dan meninggalkan kebijakan lama untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik.
Jerman telah mengirim peralatan militer seperti senjata anti-tank dan sistem pertahanan anti-pesawat ke Ukraina. Dia juga berencana menyediakan artileri berat bersama dengan Belanda. Rencana untuk mengizinkan perusahaan pertahanan Jerman menjual tank langsung ke Ukraina terhenti akibat kurangnya amunisi yang tersedia.
Scholz menegaskan kembali bahwa Jerman dan sekutunya setuju untuk menghindari langkah apa pun yang akan menarik Pakta Pertahanan Atlantik Utara langsung ke dalam perang karena ini akan berarti konfrontasi antara kekuatan nuklir.
Jerman, yang saat ini memegang kursi kepresidenan negara-negara industri Kelompok Tujuh, ingin menghindari perpecahan di mana Eropa dan Amerika Serikat akan menghadapi kekuatan baru yang dipimpin oleh Tiongkok dan Rusia.
Untuk mengatasi hal ini, Scholz telah mengundang para pemimpin India, Indonesia, Afrika Selatan, Senegal dan Argentina ke KTT G-7 di Elmau di Pegunungan Alpen Bavaria, pada akhir bulan depan.[]