Jakarta | Sekelompok anggota parlemen Demokrat Amerika Serikat (AS) mendesak Google untuk berhenti mengumpulkan data lokasi smartphone yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi wanita yang telah melakukan aborsi.
Langkah ini dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa Mahkamah Agung AS sedang mempertimbangkan untuk membatalkan Roe v. Wade, sebuah keputusan penting tahun 1973 yang menjamin akses aborsi secara nasional.
Senator Elizabeth Warren dan Bernie Sanders bersama dengan anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez, termasuk di antara lebih dari 40 anggota parlemen yang menandatangani surat kepada kepala eksekutif Google Sundar Pichai.
“Kami prihatin bahwa, di dunia di mana aborsi dapat dibuat ilegal, praktik Google saat ini mengumpulkan dan menyimpan catatan ekstensif data lokasi ponsel akan memungkinkannya menjadi alat bagi ekstremis sayap kanan yang ingin menindak orang yang mencari perawatan kesehatan reproduksi,” tulis surat itu yang dipublikasikan secara online.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika mendukung sejumlah bentuk akses ke aborsi.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, negara bagian yang dikuasai Partai Republik telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi hak aborsi, dengan beberapa mencari larangan langsung dari prosedur tanpa pengecualian, dan membatalkan Roe akan memberi mereka kebebasan yang lebih besar untuk memberlakukan kebijakan mereka.
“Jika keputusan ini menjadi final, konsekuensinya akan mengerikan,” kata anggota parlemen seperti dikutip dari AFP.
Dalam surat itu disebutkan bahwa Google secara rutin menerima perintah pengadilan yang memaksanya menyerahkan informasi lokasi pengguna, termasuk perintah geofence, yang menuntut data tentang semua orang yang berada di dekat tempat tertentu pada waktu tertentu.
“Satu-satunya cara untuk melindungi data lokasi pelanggan Anda dari pengawasan pemerintah yang keterlaluan adalah dengan tidak menyimpannya di tempat pertama,” kata surat itu.
Kelompok hak-hak digital nirlaba Fight For The Future menggemakan permohonan legislator dalam petisi online yang menuntut agar Google menyingkirkan penimbunan data lokasinya yang dapat dipersenjatai terhadap pasien dan dokter aborsi.[]