Jakarta | Singapura melanjutkan pekerjaan di Terminal 5 Bandara Changi, setelah proyek dihentikan dua tahun lalu akibat pandemi. Menteri Perhubungan Singapura S. Iswaran mengatakan bahwa pihaknya akan mulai memobilisasi kembali konsultan desain dan teknik untuk menyempurnakan pembangunan terminal yang ditargetkan selesai dalam 2-3 tahun ke depan.
Perjalanan udara menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat di Asia karena negara-negara seperti Singapura, Thailand, Malaysia dan Korea Selatan telah mengizinkan orang yang divaksinasi penuh untuk masuk tanpa karantina. Untuk memenuhi permintaan, maskapai dan bandara di wilayah tersebut pun meningkatkan kapasitasnya.
“Mengingat pemulihan permintaan perjalanan udara saat ini dan yang diproyeksikan, kami memiliki dorongan baru untuk mengamankan kapasitas infrastruktur kami untuk pertumbuhan,” kata Iswaran seperti dilansir dari Bloomberg.
“Banyak bandara telah menerapkan rencana ekspansi sebelum pandemi. Rencana-rencana ini sekarang harus ditinjau kembali untuk secara aman, mulus, dan berkelanjutan mendukung kembalinya tingkat pertumbuhan pra-pandemi dalam perjalanan udara.”
Iswaran mengatakan, lalu lintas penumpang di Bandara Changi mencapai lebih dari 40% tingkat pra-Covid pada Mei, dibandingkan dengan kurang dari 20% pada pertengahan Maret.
Pemerintah Singapura menargetkan aerodrome untuk menangani setidaknya 50% dari para pelancong yang dilakukan sebelum pandemi pada akhir tahun ini dan berencana membuka kembali secara bertahap salah satu dari dua terminal yang masih ditutup.
Selain itu, Iswaran juga mengatakan bahwa Singapura akan berinvestasi di berbagai bidang, seperti sistem manajemen lalu lintas udara dan keberlanjutan.[]