Atlet eSports Myanmar Hadapi Tantangan Infrastruktur Listrik dan Internet

- Editor

Sabtu, 14 Mei 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi wahana eSports. (Foto: Pelopor.id/Unsplash/ELLA DON)

Ilustrasi wahana eSports. (Foto: Pelopor.id/Unsplash/ELLA DON)

Jakarta | Atlet eSports Myanmar harus bertarung tidak hanya dengan lawan online, tetapi juga infrastruktur nasional yang rapuh dalam upaya mereka untuk masuk ke dunia game yang sangat kompetitif. Pemadaman listrik dan masalah koneksi internet menjadi kendala rutin di negara tersebut.

“Pemadaman adalah faktor yang menantang,” kata wakil presiden Federasi Esports Myanmar Kaung Myat San seperti dikutip dari AFP.

Dia juga mengatakan bahwa gamer yang tidak memiliki generator cadangan akan merasa kesulitan. Myanmar terganggu oleh lemahnya jaringan energi yang terutama tersandung selama bulan-bulan musim panas ketika penggunaan listrik tinggi. Hal itu memaksa penduduk setempat membeli generator mahal untuk kebutuhan listrik mereka.

Kaung juga menyebutkan hambatan lain adalah internet di Myanmar, yang meskipun menjadi lebih baik, namun masih lebih lambat dari negara lain.

Gamer dapat mengalami ping tinggi, jeda antara pemain yang memasukkan perintah dan server yang menanggapinya, yang bisa berakibat fatal dalam olahraga di mana sepersekian detik adalah perbedaan antara hidup dan mati online.

“Ping tinggi menjadi masalah bagi beberapa game, terutama untuk memasuki acara internasional yang diselenggarakan secara online,” ungkapnya.

Namun dia menolak berkomentar jika masalah politik negaranya menjadi faktor pada kinerja eSports lokal.

Esports memulai debutnya di SEA Games pada tahun 2019 dan juga akan ditampilkan di Asian Games di Tiongkok akhir tahun nanti. Di SEA Games Vietnam ini, sederet pemain eSports Myanmar menyadap ponsel mereka melawan Singapura dalam pertandingan babak grup League of Legends: Wild Rift.

Setelah pertempuran 15 menit, grup Myanmar tersingkir dari panggung, dengan kekalahan kedua mereka hari itu. Kaung mengatakan, meskipun kalah, 29 tim eSports Myanmar masih memiliki peluang untuk memenangkan medali di dua acara game seluler lainnya di Hanoi.[]

Facebook Comments Box
Baca Juga :   Luhut Pandjaitan Resmi Pimpin Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Berita Terkait

Weak Hero Class 2 : Si Penyendiri Mulai Punya Teman
Andi Amran Copot Anak Buah Yang Terima Fee Proyek
Lomba Desa Wisata Nusantara dan Lomba Literasi Budaya Desa Tahun 2024
AHY di WWF 2024: Masyarakat Dunia Harus Atasi Kelangkaan Lahan dan Air
Temuan Potongan Tikus Picu Penarikan Roti Terkenal di Jepang
Alroji Saku John Jacob Astor Pecahkan Rekor Harga Artefak Titanic
Warung Madura Tidak Pernah Dilarang Beroperasi 24 Jam
Indonesia Perlu Capai 5 Parameter ini untuk Jadi Negara Maju

Berita Terkait

Minggu, 27 April 2025 - 18:37 WIB

Ambang Rindu Jadi Single Baru The Lantis Jelang Album Ke-6

Minggu, 27 April 2025 - 17:41 WIB

Java Jazz Festival 2025 Masukan Deretan Musisi Kece di Line Up Terbaru

Minggu, 27 April 2025 - 15:47 WIB

Dikubur Sejak Tahun 2000, Single Evolusi Milik Fransiscus Eko Resmi Dirilis

Minggu, 27 April 2025 - 13:26 WIB

Kolaborasi Bareng Didit Saad dan Nuwi Fourtwnty, Alfie Alfandy Lepas Album Aku Manusia

Minggu, 20 April 2025 - 21:43 WIB

Penyanyi Solo, Ello Rilis Single Setunggal

Minggu, 20 April 2025 - 21:19 WIB

Proyek Musik Solo, gabsav Lepas Single Perdana where’s ur head

Minggu, 20 April 2025 - 20:47 WIB

Ardhito Pramono Bakal Jadi Bintang Tamu Spesial di Konser Boyce Avenue

Sabtu, 19 April 2025 - 22:40 WIB

Gitaris Seringai, Ricky Siahaan Meninggal Dunia dalam Usia 48 Tahun

Berita Terbaru

Grup band retro, The Lantis. (Foto: Istimewa)

Musik

Ambang Rindu Jadi Single Baru The Lantis Jelang Album Ke-6

Minggu, 27 Apr 2025 - 18:37 WIB